Info

Mau Donor Plasma Konvalesen Usai Sembuh Covid-19? Simak Syarat Berikut

Donor plasma konvelesen disebut penting untuk merawat pasien Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi transfusi plasma darah. (Pixabay)
Ilustrasi transfusi plasma darah. (Pixabay)

Himedik.com - Terapi plasma konvalesen menjadi salah satu pengobatan eksperimental yang disebut bisa membantu banyak pasien Covid-19 sembuh lebih cepat. Lalu seperti apa metode donor plasma tersebut?

Melansir dari Healthshots, terapi plasma yang juga disebut terapi plasma penyembuhan adalah prosedur untuk menyembuhkan virus corona. Dalam perawatan ini, bagian cairan kekuningan dari darah yang diambil dari seseorang yang telah sembuh dari Covid-19.

Cairan ini kemudian disuntikkan ke pasien yang menderita infeksi. Laboratorium dapat memisahkan plasma dari darah melalui proses yang disebut sentrifugasi.

Plasma membantu menyembuhkan Covid-19 karena mengandung antibodi. Ketika tubuh Anda berhasil melawan infeksi, antibodi yang dihasilkannya disimpan dalam plasma. Dengan menyuntikkan plasma dari seseorang yang telah pulih ke seseorang yang mengidap Covid-19, orang tersebut kemungkinan besar sembuh lebih cepat.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), waktu terbaik untuk menyumbang plasma darah adalah sekitar dua minggu setelah Anda sembuh total dari infeksi. Tapi jika Anda ingin mendonor plasma, Anda perlu menunjukkan bukti bahwa Anda pernah tertular Covid-19.

Pelaksanaan donor plasma konvalesen di Jember.[Humas PMI Jember]
Pelaksanaan donor plasma konvalesen di Jember.[Humas PMI Jember]

Berikut beberapa kriteria ideal untuk mendonorkan plasma konvalesen, antara lain:

1. Pendonor harus berbobot 55 kilogram ke atas

2. Berusia antara 18 hingga 60 tahun

3. Diutamakan laki-laki, jika perepuan belum pernah hamil

4. Tidak menerima transfusi darah selama 6 bulan terakhir

5. Pendonor sebaiknya memiliki gejala saat terinfeksi Covd-19 (demam, pilek, batuk, dll), karena pasien tersebut memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki antibodi anti-SARS-Cov-2 IgG dibandingkan dengan pasien tanpa gejala.

6. Dilakukan 28 hari setelah gejala sembuh total

Berita Terkait

Berita Terkini