Info

Infeksi Jamur Hitam pada Pasien Covid-19, Seperti Apa Itu?

Beberapa waktu lalu, seorang dokter India menemukan infeksi jamur hitam pada sejumlah pasien virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi rumah sakit. (Shutterstock)
Ilustrasi rumah sakit. (Shutterstock)

Himedik.com - Beberapa waktu lalu, seorang dokter India menemukan kasus mukormikosis atau infeksi jamur hitam langka pada sejumlah pasien virus corona Covid-19.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), infeksi jmur hitam ini disebabkan oleh sekelompok jamur yang disebut micormycetes yang hidup di seluruh lingkungan dan biasanya tidak mengganggu orang sehat.

Tapi, orang yang menderita masalah kesehatan dan mengonsumsi obat untuk menurunkan kemampuan tubuh melawan kuman dan penyakit, obat ini bisa menginfeksi sinus atau paru-paru jika terhirup melalui udara atau kulit yang terluka.

Orang dengan diabetes, kanker, transplantasi organ tubuh, transplantasi sel induk, sel darah putih rendah, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penggunaan narkoba suntikan, terlalu banyak zat besi, cedera kulit dan berat badan lahir rendah atau prematur juga bisa meningkatkan risiko penyakit ini.

Gejala infeksi jamur hitam biasanya berupa pembengkakan pada satu sisi wajah, sakit kepala, hidung tersumbat atau sinus, lesi hitam pada batang hidung atau demam.

Pada orang yang mengidap penyakit di paru-paru, demam, batuk, nyeri dada atau sesak napas bisa menjadi indikator infeksi. Orang lain mungkin mengalami sakit perut, mual, muntah atau pendarahan gastrointestinal.

Menurut CDC, jamur hitam ini tidak bisa menyebar antar manusia atau hewan. Bahkan tak ada vaksin yang bisa mencegah infeksi jamur hitam ini, tapi mereka yang mengonsumsi obat anti jamur untuk mencegahnya termasuk golongan berisiko tinggi.

Di India, pejabat kesehatan memperingatkan para dokter untuk membatasi penggunaan steroid pada pasien virus corona Covid-19, terutama pada penderita diabetes.

"Ada kasus yang dilaporkan di beberapa negara lain, termasuk Inggris, AS, Prancis, Austrua, Brasil dan Meksiko. Tapi volumenya jauh lebih besar di India," kata David Denning, seorang profesor di Universitas Manchester Inggris dan pakar di Global Dana Aksi untuk Infeksi Jamur dikutip dari Fox News.

Berita Terkait

Berita Terkini