Info

Studi: Waktu Memengaruhi Seberapa Baik Sistem Kekebalan Tubuh Bekerja

Sistem kekebalan bekerja 24 jam tergantung jam tubuh.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi jam tubuh (Pixabay/obpia30)
Ilustrasi jam tubuh (Pixabay/obpia30)

Himedik.com - Saat patogen jahat seperti bakteri atau virus, menginfeksi tubuh, sistem kekebalan kita beraksi. 'Tentara' ini sangat terlatih untuk merasakan dan melawan infeksi, serta membersihkan segala kerusakan yang disebabkan oleh patogen.

Banyak orang yang mengira bahwa sistem kekebalan bekerja dengan cara yang sama persis di setiap waktu, terlepas dari infeksi terjadi pada siang atau malam hari.

Tetapi sebuah penelitian yang dilakukan lebih dari 50 tahun menunjukkan bahwa tubuh kita sebenarnya merespon secara berbeda pada siang dan malam hari.

Alasannya adalah 'jam' dalam tubuh kita. Di mana setiap sel di dalam tubuh, termasuk sel kekebalan, dapat mengetahui waktu.

Berdasarkan Science Alert, jam tubuh telah berevolusi selama jutaan tahun untuk membantu kita bertahan hidup. Setiap sel dalam tubuh memiliki kumpulan protein yang menunjukkan waktu, tergantung pada levelnya.

Sel T, sistem kekebalan tubuh (Pixabay)
Sel T, sistem kekebalan tubuh (Pixabay)

Dengan mengetahui apakah waktu menunjukkan siang atau malam, tubuh akan dapat menyesuaikan dalam fungsi dan perilakunya, seperti saat kita lapar dan kenyang.

Jam tubuh kita melakukan ini dengan menghasilkan ritme 24 jam, atau yang lebih dikenal dengan ritme sirkadian, dalam cara sel berfungsi. Misalnya, jam tubuh akan memastikan bahwa kita hanya memproduksi melatonin saat hari sudah malam, sebab, zat kimia ini membuat kita lelah yang menandakan sudah waktunya istirahat.

Sistem kekebalan dari berbagai jenis sel kekebalan akan terus berpatroli di tubuh untuk mencari bukti infeksi atau kerusakan. Tetapi jam tubuh kitalah yang menentukan di mana sel-sel itu berada pada waktu-waktu tertentu dalam sehari.

Jadi, sel-sel kekebalan akan berpindah ke jaringan di siang hari dan akan beredar ke seluruhu tubuh di malam hari.

Ritme sirkadian sel-sel kekebalan ini mungkin telah berevolusi, sehingga sel akan secara langsung berada di jaringan pada saat kita lebih mungkin terinfeksi, siap untuk diserang.

Pada malam hari, sel-sel kekebalan kita beredar ke seluruh tubuh dan berhenti di kelenjar getah bening. Di sini, sel akan membangun ingatan tentang apa yang ditemuinya pada siang harinya, membentuk antibodi terhadap infeksi apa pun. Sehingga saat tubuh terinfeksi kembali, antibodi dalam menghadapinya lagi.

Mengingat kontrol jam tubuh atas sistem kekebalan kita, tidak mengherankan ketika beberapa penelitian menunjukkan bahwa waktu kita terinfeksi patogen dapat memengaruhi seberapa sakit tubuh kita. Namun, ada kemungkinan hal ini juga tergantung pada patogen yang menyerang.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa waktu kita meminum obat dapat memengaruhi seberapa baik kerjanya, tetapi ini juga tergantung pada obat yang dikonsumsi.

Salah satu contohnya, tubuh membuat kolesterol saat kita tidur atau di malam hari. Jadi, mengonsumsi statin kerja pendek (obat penurun kolesterol) sebelum tidur memberikan efektifitas paling besar.

Ada juga semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa antibodi yang dihasilkan vaksin dipengaruhi oleh jam tubuh dan waktu pemberiannya.

Sebuah uji coba acak pada 2016 silam terhadap lebih dari 250 orang berusia 65 yahun ke atas menunjukkan bahwa pemberian vaksin influenza di pagi hari (antara jam 9 hingga 11 pagi) menghasilkan respon antibodi yang lebih besar dibandingkan ketika divaksinasi pada sore hari (antara jam tiga hingga lima sore).

Berita Terkait

Berita Terkini