Info

Waspada, Tinta dari Tato Permanen Berpotensi Sebabkan Masalah Kulit

Para ahli menyatakan bahwa kandungan tinta pada tato bisa berbahaya pada kulit.

Fita Nofiana

ilustrasi tato - (Unsplash/Julia Giacomini)
ilustrasi tato - (Unsplash/Julia Giacomini)

Himedik.com - Studi baru menunjukkan bahwa tinta tato permanen bisa berbahaya karena menyebabkan berbagai masalah kulit. Hal ini disebabkan karena banyak tinta tato yang mengandung  lusinan alergen, termasuk zat logam dan pigmen organik.

 

Melansir dari Medical Xpress, Yolanda Hedberg, Ketua Western's Canada Research dalam ilmu korosi memimpin penelitian tentang tinta tato di Swedia, bekerja sama dengan peneliti lain di KTH Royal Institute of Technology, Pusat Kedokteran Kerja dan Lingkungan, dan Universitas Graz di Austria. Temuan mereka telah dipublikasikan dalam jurnal Contact Dermatitis.

Para peneliti menganalisis 73 sampel tinta tato yang dikumpulkan dari pemasok dan pengecer online, banyak di antaranya dibuat di Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa sebagian besar gagal memenuhi standar industri jika standar industri itu ada.

Reaksi alergi dapat terjadi lama setelah tato. Alergi kulit terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat kimia asing. Tato permanen yang tidak dapat dilepas juga dapat menyebabkan eksim yang parah dan kronis dengan konsekuensi yang berpotensi mengancam jiwa.

Tato lengan. (Shutterstock)
Tato lengan. (Shutterstock)

"Hampir semua orang di dunia dapat memesan hampir semua tinta tato yang mereka inginkan secara online," kata Hedberg, seorang profesor di departemen kimia Western's Canada Research.

"Sebagian besar tinta ini berasal dari Amerika Serikat dan hanya ada sedikit undang-undang yang mengatur produksinya," imbuhnya. 

Kimia tinta tato berpotensi lebih berbahaya. Jejak logam nikel dan kromium yang berpotensi berbahaya ada di semua sampel. Beberapa pengotor lain seperti arsenik, merkuri dan timbal juga ada dalam satu sampel tinta tato yang diteliti 

Tinta berwarna biru dan hijau mengandung tembaga yang melebihi batas pembatasan Eropa dalam tiga sampel. Beberapa pigmen lain, baik yang dilarang atau dinyatakan tidak sesuai, ditemukan pada 61 persen tinta tato antara lain, pigmen merah 22, pigmen merah 170, pigmen biru 15, pigmen hijau 7, pigmen ungu 23, pigmen merah 122, dan pigmen ungu 19.

"Studi ini menyarankan bahwa tinta tato harus dikontrol lebih baik, dan konsumen harus lebih berhati-hati," kata Hedberg.

Berita Terkait

Berita Terkini