Himedik.com - Di tengah rencana suntikan ketiga vaksin Covid-19 demi mendapatkan kekebalan yang maksimal, para ahli terkemuka justru meragukan hal tersebut. Karena, bukti mengenai tingkat keamanan suntikan penguat vaksin Covid-19 masih belum jelas.
Dr. Jay Butler, wakil direktur penyakit menular di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Dr. Andrew Pavia, spesialis penyakit menular pediatrik di Fakultas Kedokteran Universitas Utah, membahas soal potensi makanan keamanan di balik suntikan ketiga vaksin Covid-19.
Baca Juga
Jangan Salah Pilih Platform Trading Online, Ini Sejumlah Poin Penting
Peneliti: Banyak Mantan Pasien Covid-19 Kesulitan Kembalikan Berat Badan
Simak, Tips Isolasi Mandiri yang Tepat dari Dokter Reisa
Terinfeksi 2 Varian Virus Corona, Wanita ini Meninggal Dunia
Awas, Orang yang Sudah Vaksin Covid-19 Masih Bisa Tularkan Varian Delta
Warna Lidah Bisa Deteksi Masalah Kesehatan, Cek Sekarang!
Mereka pun kembali membuka data yang menunjukkan reaksi lokal dan efek samping yang jarang terjadi justru lebih sering terjadi setelah seseorang menerima suntikan kedua vaksin Covid-19.
"Kami sangat tertarik untuk mengetahui suntikan ketiga vaksin Covid-19 berkaitan dengan risiko yang lebih tinggi atau tidak, terutama efek sampingnya lebih parah atau tidak," kata Dr Butler dikutip dari Fox News.
Sedangkan, beberapa produsen obat sekarang ini telah mengembangkan suntikan ketiga vaksin Covid-19 yang lebih spesifik untuk melawan varian virus corona tertentu. Mereka juga mengatakan bahwa suntikan ketiga vaksin Covid-19 ini akan diperlukan setelah bulan September 2021.
Dr Pavia mengatakan beberapa penelitian yang sedang berlangsung oleh National Institutes of Health menilai suntikan ketiga vaksin Covid-19 dalam pendekatan atau pemberian vaksin dari produsen yang berbeda dan produsen yang sama.
"Kami masih menunggu hasil untuk itu," katanya.
Sementara itu, para ilmuwan mengaku belum menemukan bukti bahwa tingkat kekebalan dan antibodi orang yang sudah vaksin Covid-19 lengkap menurun. Sehingga, mereka pun masih bertanya-tanya dengan tingkat dibutuhkannya suntikan ketiga untuk melindungi diri yang lebih maksimal atau tidak.
Namun, para peneliti tetap khawatir dengan orang dewasa yang lebih tua di atas usia 75 tahun yang berisiko tinggi terinfeksi parah akibat virus corona dan orang-orang yang memiliki kekebalan lemah, termasuk orang yang tidak bisa merespons vaksinasi dengan baik.