Info

Panduan Dokter, Ini 3 Kelompok Orang yang Perlu Isolasi Mandiri

MMereka yang bergejala ringan dengan PCR positif atau atau rapid antigen positif Covid-19 perlu melakukan isolasi mandiri.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi lockdown, isolasi mandiri, Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi lockdown, isolasi mandiri, Covid-19. (Pixabay)

Himedik.com - Virus corona varian Delta terdeteksi sudah menyebar di berbagai wilayah Indonesia. Varian Delta ini dikenal juga dengan B.1.617.2 dan pertama kali teridentifikasi di India.

Perlu diketahui, varian Delta enam kali lebih menular ketimbang varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris. Ketua Umum PB IDI, dr. Daeng M. Faqih, pun menyebutkan bahwa saat ini kasus Covid-19 di Indonesia mayoritas disebabkan oleh varian Delta.

"Varian Delta ini menghasilkan daya sakit lebih berat dan rawat inap 2 kali lipat. Berdasar kawan yang di RS Persahabatan, dari 211 pasien Covid-19 yg masuk, 160 karena varian delta. Jadi sekarang hampir 80 persen kasus Covid-19 disebabkan oleh varian Delta," ujarnya dalam Webinar Panduan Isolasi Mandiri Lengkap untuk Keluarga, Jumat (16/7/2021) yang diselenggarakan Tokio Marine.

Di sisi lain, varian Delta ini juga ternyata dapat menginfeksi mereka yang dulunya dianggap tidak rentan, seperti usia dewasa muda dan anak-anak.

Karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan mengurangi penularan Covid-19, salah satunya adalah dengan melakukan isolasi mandiri (isoman).

Membersihkan Hunian Usai Digunakan Isolasi Mandiri. (Shutterstock)
Membersihkan Hunian Usai Digunakan Isolasi Mandiri. (Shutterstock)

Dengan isoman, seseorang yang terinfeksi dapat menjaga kesehatan sekaligus mencegah menularkan Covid-19 ke orang lain. Terkait isoman, dr. Daeng menyebut bahwa ada tiga kelompok yang harus melakukannya.

Pertama, adalah orang tanpa gejala (OTG). "Justru OTG ini banyak menularkan, sering disebut silent killer. Jadi OTG bisa menularkan ke orang lain untuk jatuh sakit. Meski tidak ada gejala, harus isoman," jelasnya.

Yang kedua, adalah mereka yang bergejala ringan dengan PCR positif atau atau rapid antigen positif. Ketiga, mereka yang kontak erat dengan orang terinfeksi Covid-19. Kontak erat itu dapat berupa:

  • tatap muka/papasan dengan orang yang terinfeksi atau memiliki gejala, radius 1 meter selama 15 menit
  • bersentuhan fisik
  • merawat pasien tanpa APD standar

Seharusnya isoman dilakukan pada 3 kelompok tersebut, namun karena kondisi sekarang di mana semua rumah sakit penuh, orang yang tak dapat tempat perawatan di RS terpaksa harus isolasi di rumah.

Kemudian isoman bisa disudahi dengan berpatokan pada beberapa hal, yakni:

  1. Untuk OTG selama 10 hari dihitung sejak pemeriksaan swab
  2. Untuk gejala ringan 10 hari dihitung sejak pemeriksaan swab ditambah 3 hari setelah bebas gejala apapun
  3. Untuk kontak erat selama 14 hari sejak kontak dengan orang positif Covid-19

Berita Terkait

Berita Terkini