Info

Temuan Baru, Vaksin Sinopharm China Tidak Efektif Lindungi Lansia

Penelitian baru menemukan vaksin Sinopharm China kurang efektif membentuk antibodi lansia.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin Sinopharm, vaksinasi. (Pixabay)
Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin Sinopharm, vaksinasi. (Pixabay)

Himedik.com - Studi baru menunjukkan vaksin Sinopharm China memberikan perlindungan dari virus corona Covid-19 yang kurang efektif pada orang tua atau lansia.

Hal ini pun menimbulkan pertanyaan karena sejumlah negara telah memberikan suntikan vaksin Sinopharm dari China ini pada warganya yang paling rentan terinfeksi virus corona Covid-19.

Hasil survei sampel darah dari 450 orang di Hungaria pada 2 Minggu setelah suntikan vaksin Sinophram kedua, menemukan 90 persen orang usia di bawah 50 tahun mengembangkan antibodi pelindung.

Tetapi, persentase ini menurun seiring bertambahnya usia. Mereka menemukan 50 persen orang usia di atas 80 tahun tidak mengembangkan antibodi pelindung setelah suntik vaksin Sinopharm.

Studi oleh dua peneliti Hungaria ini belum ditinjau oleh ilmuwan lain. Tapi, tiga ahli dari luar negeri mengaku tidak memiliki masalah dengan metodologi studi vaksin yang dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Beijing Sinopharm.

Ilustrasi Vaksin Sinopharm (Pexels/Gustavo)
Ilustrasi Vaksin Sinopharm (Pexels/Gustavo)

"Hasil survei ini sangat mengkhawatirkan bahwa orang-orang yang berisiko tinggi justru memiliki respons antibodi yang lebih buruk," kata Jin Dong-yan, ahli virologi Universitas Hong Kong dikutip dari Fox News.

Tingkat antibodi bukanlah ukuran langsung tentang seberapa terlindunginya seseorang dari virus corona Covid-19. Tapi, semakin banyak bukti bahwa antibodi adalah proxy yang baik.

Seorang ahli memperingatkan bahwa pilihan alat tes dapat membatasi keakuratan pengukuran antibodi dalam tubuh. Tapi, Wang Chenguang, mantan profesor di Peking Union Medical College dan pakar imunologi. mengatakan temuan penelitian ini merupakan upaya ilmiah pertama untuk menganalisis efek vaksin Sinopharm pada lansia.

Sementara itu, Komisi Kesehatan Nasional China mengaku hanya akan menanggapi Penelitian oleh pemerintah atau Lembaga Penelitian besar saja terkait temuan tentang vaksin Sinopharm.

Tapi, seorang juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan para ahli telah mengenai penelitian ini dan mereka akan terus memantau bukti yang tersedia.

Sebenarnya, vaksin Covid-19 yang diteliti ini salah satu dari dua suntikan serupa yang dikembangkan oleh Sinopharm. Penelitian oleh perusahaan milik China ini sebelumnya menunjukkan bahwa hampir semua peserta uji klinis tahap akhir yang berusia di bawah 60 tahun mengembangkan antibodi.

Sedangkan, penelitiannya sendiri juga belum ada cukup bukti untuk mengklaim tingkat efektivitas vaksin Covid-19 miliknya pada lansia. Secara keseluruhan, vaksin Covid-19 ini ditemukan memiliki tingkat efektivitas 78 persen.

Namun, orang-orang di Hungaria telah mencoba mencuri tes antibodi dalam tubuh karena khawatir dengan tingkat efektivitas vaksin Sinopharm tersebut.

Berita Terkait

Berita Terkini