Info

Long Covid Bisa Muncul dengan Masalah Neurologis, Yuk Kenali Jenisnya

Berikut beberapa masalah neurologis yang menyerang orang sembuh dari Covid-19.

Fita Nofiana

Ilustrasi lockdown, isolasi mandiri, Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi lockdown, isolasi mandiri, Covid-19. (Pixabay)

Himedik.com - Gejala Covid-19 jangka panjang atau Long Covid bisa memengaruhi masalah neurologi. Masalah neurologis sendiri pada pasien Covid-19 memang umum terjadi.

Melansir dari Healthshots, beberapa orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 mengalami delirium, mereka merasa bingung, disorientasi, cemas, depresi, mengalami Insomnia, dan gelisah.

Tidak hanya itu, beberapa mengalami gangguan kognitif ini berbulan-bulan setelah mereka sembuh total dari infeksi. 

Covid-19 dapat merusak otak secara langsung dengan menyebabkan ensefalitis (radang otak) dengan tingkat keparahan apapun. Ini sendiri dapat memiliki efek buruk pada pasien yang juga dapat menyebabkan stroke pada semua kelompok umur. 

Covid-19 pada otak dapat menyebabkan peradangan sistemik yang dapat menyebabkan kerusakan neurologis tidak langsung. Sebelumnya, orang dengan penyakit penyerta dan berusia di atas 65 tahun lebih berisiko, tetapi sekarang dengan varian baru, banyak bukti bahwa kondisi ini bahkan terjadi pada orang yang lebih muda.

Ilustrasi Covid-19. (Andrea Piacquadio/Pexels)
Ilustrasi Covid-19. (Andrea Piacquadio/Pexels)


Berikut dua tipe masalah otak yang dipengaruhi oleh Covid-19, antara lain:

1. Dampak jangka pendek Covid-19 pada otak

Ensefalitis dengan tingkat keparahan apa pun, meninggalkan kerusakan residual sementara atau permanen pada fungsi kognitif dan otak lainnya. Stroke otak iskemik akut terlihat pada semua kelompok umur pasien dengan atau tanpa komorbiditas. 

2. Dampak jangka panjang

Gangguan kognitif terlihat pada pasien dengan infeksi covid-19 yang berlangsung hingga 4 hingga 7 bulan. Banyak penelitian diperlukan untuk melihat efek jangka panjang pada jaringan saraf. 

Sebuah studi Italia jangka panjang mengungkapkan bahwa pasien tersebut yang tidak memiliki gejala gangguan kognitif selama infeksi mengembangkan masalah kognitif setelah enam bulan dari pemulihan.

Hampir 37,4 persen kasus mengalami defisit kognitif dan hiposmia (penciuman menurun).

Terlepas dari ini, orang-orang telah melaporkan kabut otak dan beberapa sakit kepala jangka panjang yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Itu tampaknya menjadi fenomena yang cukup umum pada pasien yang mengalami Long Covid. 

Kelelahan, masalah ingatan, kurang konsentrasi atau masalah tidur, nyeri otot atau sakit kepala bisa menjadi salah satu gejaa. Selain itu, kehilangan penciuman, rasa depresi atau kecemasan, pusing yang menetap dan memburuk setelah aktivitas fisik.

Berita Terkait

Berita Terkini