Info

4 Saran Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk Cegah Long COVID-19

Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, membagikan beberapa tips agar tidak terjadi long COVID-19.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi pakai masker. (Shutterstock)
Ilustrasi pakai masker. (Shutterstock)

Himedik.com - Pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh tetap bisa merasakan sejumlah gejala yang disebut sebagai long COVID-19

Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, membagikan beberapa tips agar tidak terjadi long COVID-19 usai dinyatakan sembuh.

Dokter Rudy mengatakan, long COVID-19 adalah kondisi saat seseorang masih merasakan gejala meski sudah dinyatakan sudah dinyatakan sudah negatif COVID-19, di antaranya gangguan pernapasan dan gangguan penciuman atau anosmia.

"Masalah pernapasan misalnya masih sesak, merasa capek saat jalan jauh atau naik tangga, itu masih mungkin. Gangguan penciuman, misalnya anosmia berhari-hari atau berminggu-minggu, bahkan ada laporan sampai 6 bulan," kata dr. Rudy.

INFOGRAFIS: Bolehkah Vaksinasi Jika Mengalami Long Covid-19 Meski Sudah Sembuh?
INFOGRAFIS: Bolehkah Vaksinasi Jika Mengalami Long Covid-19 Meski Sudah Sembuh?

1. Olahraga Optimal

Menurutnya penanganan long COVID-19 tidak sama bagi setiap individu dan gejalanya.

Namun secara umum, dr. Rudy mengatakan bahwa individu harus memastikan bahwa dirinya telah menjalani aktivitas yang sehat.

"Artinya, olahraganya harus optimal. Kemudian makanan juga sehat dengan membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak, serta memperhatikan porsi makan," kata dr Rudy.

2. Atur porsi makan

Untuk mencegah long covid-19, porsi makan yang dianjurkan adalah setengah porsi sayur dan buah, seperempat porsi karbohidrat, dan seperempat porsi protein dan lemak.

"Tentu akan lebih baik jika lemaknya adalah lemak tidak jenuh," imbuhnya.

3. Latihan pernapasan

Kemudian, dr. Rudy juga menganjurkan beberapa latihan yang dapat dikerjakan untuk mengatasi long COVID-19.

Bagi yang mengalami gejala masalah pernapasan, latihan yang bisa dilakukan adalah dengan latihan pernapasan secara terstruktur. Hal ini, kata dr. Rudy, dapat mengurangi gejala hingga 50 persen.

"Di YouTube udah cukup banyak bagaimana terkait latihan pernapasan terstruktur pasca COVID-19," tambahnya.

4. Waktu pemulihan pasca COVID-19

Sementara itu, untuk proses pemulihan COVID-19, dr. Rudy mengatakan hal itu tergantung pada kondisi masing-masing individu dan komorbid yang menyertainya.

Jika saat tekena COVID-19 seseorang mengalami gejala ringan dan tidak ada komorbid, maka setelah dua minggu dia dianggap sembuh meski PCR masih menunjukkan hasil positif. Hasil PCR positif tersebut, kata dr. Rudy, hanya menunjukkan bangkai-bangkai virus yang masih tersisa.

"Jika gejalanya berat dengan berbagai komorbid, tentu lebih lama. Ada yang infeksinya terus berlangsung hingga dua bulan. Bahkan setelah infeksi selesai akan timbul long COVID-19," tambahnya. [ANTARA]

Berita Terkait

Berita Terkini