Info

Minum Air Cukup Bisa Bantu Mencegah Gagal Jantung, Ini Kata Penelitian

Gagal jantung adalah kondisi ketika jantung tidak memompa sebaik yang seharusnya.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi perempuan hanya minum air putih. (Pexels/Daria Shevtsova)
Ilustrasi perempuan hanya minum air putih. (Pexels/Daria Shevtsova)

Himedik.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kebiasaan minum air yang cukup setiap harinya ternyata dapat mengurangi risiko gagal jantung 25 tahun kemudian.

Temuan yang dipresentasikan di European Society of Cardiology Congress 2021 pda 24 Agustus 2021 lalu menunjukkan bahwa memastikan tubuh terhidrasi dengan baik dapat memperlambat atau bahkan mencegah perubahan di dalam jantung yang menyebabkan gagal jantung, demikian kata penulis studi Natalia Dmitrieva, PhD, seorang peneliti di National Heart, Lung, and Blood Institute, bagian dari National Institutes of Health (NIH) di Bethesda, Maryland.

Tapi, berapa banyak air yang harus kita minum? Jumlah cairan yang direkomendasikan untuk pria adalah sekitar 15,5 gelas dan 11,5 gelas untuk wanita, demikian menurut National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. Itu termasuk asupan cairan dari makanan.

Kadar natrium serum akan menunjukkan apakah Anda sudah cukup terhidrasi atau belum. Semakin terhidrasi Anda, semakin rendah kadar natrium serum Anda.

Menurut peneliti, seperti dilansir dari Everyday Health, ketika seseorang minum lebih sedikit cairan dan konsentrasi natrium serum naik, tubuh berusaha untuk menghemat air, yang kemudian mengaktifkan proses yang diketahui berkontribusi pada perkembangan gagal jantung.

Gagal jantung adalah kondisi ketika jantung tidak memompa sebaik yang seharusnya. Ketika seseorang mengalami gagal jantung, sel-sel dalam tubuh tidak mendapatkan cukup darah, yang dapat menyebabkan kelelahan dan sesak napas, menurut American Heart Association (AHA).

Meski hidrasi mungkin berperan, perlu diingat bahwa itu hanya satu aspek untuk mencegah gagal jantung. Faktor risiko paling umum untuk mengembangkan gagal jantung yang paling umum adalah tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner. Dan ini dapat dimodifikasi dengan diet sehat dan pengelolaan tekanan darah.

(Suara.com/Aflaha Rizal Bahtiar)

Berita Terkait

Berita Terkini