Info

Mirip Varian Delta, Ahli Kembali Temukan Varian Virus Corona C.1.2

Para ahli temukan varian virus corona baru C.1.2 yang penularannya mirip dengan varian Delta.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi varian virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi varian virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Para ahli menemukan varian virus corona baru penularannya mirip varian Delta, yakni varian C.1.2. Varian virus corona ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan sekarang sudah ada di Inggris.

Varian virus corona C.1.2 ini pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan di Afrika Selatan pada bulan Mei 2021. Kini, varian C.1.2 ini sudah ditemukan di Inggris, China, Republik Demokratik Kongo, Mauritis, Selandia Baru, Portugal, dan Swiss.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal Nature, para ahli menjelaskan bahwa varian virus corona C.1.2 ini muncul pada awal gelombang pertama di Afrika Selatan dan menyebar ke lokasi lain.

"Kami menunjukkan bahwa garis keturunan ini telah berkembang pesan dan menjadi dominan di tiga provinsi. Meskipun mutasi ini belum jelas, data genomic dan epidemiologis menunjukkan bahwa varian virus corona ini memiliki keunggulan selektif dari peningkatan penularan, pelepasan kekebalan atau keduanya," kata para ahli dikutip dari The Sun.

Public Health England (PHE) mengatakan bahwa varian virus corona C.1.2 termasuk di antara 10 varian virus corona yang sedang dipantau awal bulan ini. Jumlah kasus mutasi ini memang belum diketahui, karena angkanya belum dipublikasikan.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian virus corona. (Pixabay)

Varian virus corona C.1.2 ini tengah menjadi perhatian, karena dikhawatirkan kebal terhadap vaksin Covid-19. Tapi, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 sekarang ini tidak mampu melawan varian virus corona baru.

Saat ini, orang-orang di Inggris telah mendapatkan vaksin Covid-19 dari Pfizer, AstraZeneca dan Moderna. Sebanyak 48 juta orang sudah vaksinasi dosis pertama dan 42,7 juta orang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 penuh.

Dr Megan Steain, ahli virologi dan dosen imunologi dan penyakit menular di Sekolah Klinik Pusat Universitas Sydney mengatakan masyarakat tak perlu panik dengan varian virus corona C.1.2. Tetapi, varian virus corona ini tetap perlu dipantau.

"Kita bisa mengambil dugaan berdasarkan beberapa mutasi yang dimilikinya, karena varian virus corona mirip dengan varian Beta dan varian Delta," Dr Megan.

Ia menjelaskan bahwa suntikan vaksin Covid-19 dalam melawan varian virus corona mungkin tak sebaik ketika melawan virus corona Covid-19 aslinya. Tapi, Dr Megan dan timnya telah melakukan eksperimen tersebut.

Dr Megan menemukan bahwa sejauh ini vaksin Covid-19 bertahan dengan sangat baik dalam mencegah infeksi parah, rawat inap dan kematian akibat virus corona Covid-19.

Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan mengatakan bahwa lebih banyak data yang perlu dikumpulkan untuk memahami vaksin Covid-19 itu masih efisien melawan varian virus corona atau tidak.

Meskipun ada kemungkinan varian C.1.2 ini kebal terhadap vaksin Covid-19, tapi vaksinasi tetap menawarkan perlindungan tingkat tinggi pada rawat inap dan kematian.

Berita Terkait

Berita Terkini