Info

Fibromyalgia Bisa Jadi Efek Virus Corona Covid-19, Begini Gejalanya!

Virus corona Covid-19 bisa menyebabkan efek samping jangka panjang yang berupa fibromyalgia.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi Long Covid-19, virus corona Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi Long Covid-19, virus corona Covid-19. (Pixabay)

Himedik.com - Efek samping jangka panjang dari virus corona Covid-19 masih menjadi kekhawatiran, meskipun sudah banyak orang yang vaksinasi.

Risiko jangka panjang virus corona Covid-19 ini bisa dikenal dengan sebutan Long Covid. Long Covid merupakan sindrom pasca-Covid-19 yang telah mempengaruhi banyak orang.

Long Covid ini membuat orang yang sudah pulih dari virus corona Covid-19 masih terus merasakan gejalanya yang tersisa, seperti kelelahan, batuk terus-menerus, kelemahan dan lainnya.

Menurut para ahli, penyakit lain yang bisa berdampak pada pasien Long Covid adalah fibromyalgia. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri otot, kelelahan dan gangguan tidur.

Fibromyalgia adalah kondisi kesehatan kronis yang ditandai dengan nyeri otot meluas disertai dengan kelelahan, gangguan tidur, gangguan terkait suasana hati, masalah memori dan lainnya.

Ilustrasi Long Covid-19, pasien virus corona (Pixabay/Coyot)
Ilustrasi Long Covid-19, pasien virus corona (Pixabay/Coyot)

Secara umum dilansir dari Times of India, gejala fibromyalgia mungkin menyerupai radang sendi. Tapi, penyakit ini tidak menyebabkan peradangan sendi atau otot, melainkan hanya mempengaruhi jaringan lunak dan bukan sendi.

Banyak pasien yang pulih dari virus corona Covid-19 melaporkan fibromyalgia. Efek samping setelah pulih dari virus corona Covid-19 ini memang masih menjadi risiko bagi banyak pasien, tetapi fibromyalgia termasuk penyakit lain yang mematikan.

Menurut sebuah penelitian di Italia, 600 pasien virus corona atau 30,7 persen pasien didiagnosis mengalami fibromyalgia yang telah ditetapkan oleh American College of Rheumatology rata-rata 6 bulan setelah menderita virus corona Covid-19.

Para peneliti pun memperkirakan bahwa ahli reumatologi akan menghadapi peningkatan kasus baru yang disebut sebagai 'FibroCOVID', mengingat kasus virus corona Covid-19 yang masih meningkat sekarang ini.

Sementara itu, National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS) menemukan bahwa sekitar 5 juta orang dewasa berusia 18 tahun ke atas di Amerika Serikat mengalami fibromyalgia. Lalu, 80 hingga 90 persen di antara pasien fibromyalgia adalah perempuan.

Kaitannya dengan Long Covid, banyak faktor yang bisa mengembangkan risiko fibromyalgia, seperti obesitas, riwayat menjalani perawatan intensif atau menjalani perawatan dengan alat bantu oksigen.

Fibromyalgia dapat diidentifikasi dengan berbagai gejalanya. Beberapa gejala yang paling umum adalah nyeri otot, sulit tidur, kelelahan, nyeri otot dan sendi.

Gejala ini mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti kesulitan mengingat dan konsentrasi. Kondisi ini lebih umum dikenal sebagai kabut otak, kecemasan, sakit kepala, mati rasa di tangan dan kaki, sindrom iritasi usus besar dan lainnya.

Berita Terkait

Berita Terkini