Info

Waspada, Ketahui Faktor Apa Saja yang Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Serangan jantung disebut juga dengan infark miokard.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi serangan jantung - (Shutterstock)
Ilustrasi serangan jantung - (Shutterstock)

Himedik.com - Serangan jantung bisa terjadi secara tiba-tiba ketika bagian dari otot jantung tidak mendapatkan cukup darah.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, semakin terlambat pertolongan didapatkan oleh orang yang alami serangan jantung kerusakan pada otot jantung bisa makin besar.

Penyakit arteri koroner disebut menjadi penyebab utama serangan jantung. Kejang parah atau kontraksi tiba-tiba dari arteri koroner juga dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung.

Gejala serangan jantung meliputi nyeri dada atau rasa tidak nyaman, merasa lemah, pingsan atau pusing, nyeri pada satu atau kedua lengan atau bahu, sesak napas dan nyeri, ketidaknyamanan di rahang, leher atau punggung.

Ilustrasi Serangan Jantung. (Pexels/Freestockorg)
Ilustrasi Serangan Jantung. (Pexels/Freestockorg)

Dikutip dari Fox News disebutkan bahwa perempuan lebih mungkin mengalami gejala mual, muntah atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian secara global, sekitar 17,9 juta jiwa setiap tahun.

Ada beberapa faktor yang harus dipantau karena dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan serangan jantung. 

Setidaknya ada tiga faktor risiko utama penyakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol, darah tinggi, dan kebiasaan merokok.

Sementara beberapa faktor risiko tidak dapat dikendalikan, seperti usia atau genetika, perilaku lain yang menyebabkan peningkatan risiko dapat terjadi. Misalnya, makan makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol telah dikaitkan dengan penyakit jantung dan kondisi terkait. Terlalu banyak konsumsi makanan tinggi garam juga dapat meningkatkan tekanan darah. 

Selain itu, tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan penyakit jantung serta meningkatkan kemungkinan memiliki kondisi medis lain yang juga termasuk faktor risiko, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

Penggunaan tembakau juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung. CDC mengatakan bahwa merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Karena nikotin meningkatkan tekanan darah. Dan karbon monoksida dari asap rokok mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah.

(Suara.com/Lilis Varwati)

Berita Terkait

Berita Terkini