Info

Cacar Air dan Herpes Zoster Disebabkan oleh Virus yang Sama, Apa Itu?

Virus penyebab cacar air akan tetap ada di dalam tubuh dan dapat muncul kembali dalam bentuk herpes zoster.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi cacar air. (Pixabay)
Ilustrasi cacar air. (Pixabay)

Himedik.com - Presentasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada Juli 2021 mencatat bahwa virus corona varian delta dapat menular seperti cacar air.

Namun, banyak peneliti yang mengatakan pernyataan CDC tersebut berlebihan.

Berdasarkan berbagai penelitian dan proyeksi, rata-rata satu orang yang terinfeksi virus corona varian delta dapat menginfeksi enam hingga tujuh orang. Sementara cacar air menginfeksi 9 hingga 10 orang.

Berbeda dengan SARS-CoV-2 yang dapat hilang setelah sembuh, virus penyebab cacar air akan tetap ada di dalam tubuh dan dapat muncul kembali di usia dewasa yang tidak divaksinasi dalam bentuk herpes zoster.

Kemampuan virus untuk melakukan trik menghilang dan muncul kembali ini mungkin menjadi kunci dari sejarah panjang evolusinya, lapor The Conversation.

Cacar air
Cacar air

Cacar air adalah penyakit anak-anak

Cacar air menyebar melalui inhalasi, dan anak-anak dapat menularkannya beberapa hari sebelum gejala muncul.

Lepuhan pada kulit juga mengandung virus hidup yang bisa menyebar melalui udara dan terhirup anak lain. Virus juga bisa menyebar melalui kontak langsung.

Setelah terhirup, virus cacar air menyerang sel-sel saluran pernapasan, bereplikasi di kelenjar getah bening dan disebarkan oleh sel darah putih ke seluruh tubuh. Akhirnya, mereka bersarang di kulit , menyebabkan lepuh gatal.

Pada anak-anak yang sehat, cacar air berlangsung sekitar satu minggu dan hilang tanpa intervensi medis. Tapi bisa lebih parah pada remaja, orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Infeksi cacar air biasanya memberikan kekebalan seumur hidup terhadap infeksi ulang.

Herpes zoster kebanyakan menyerang orang tua

Setelah cacar air sembuh, virus varicella-zoster akan tetap 'bersarang' di dalam tubuh. Virus akan 'berjalan' ke kelompok akar saraf yang terletak di sepanjang sumsum tulang belakang.

Di sini, virus akan membentuk keadaan dorman (tidak aktif) yang menetap di inti sel.

Virus dapat aktif kembali, tetapi biasanya sistem kekebalan akan melawan virus aktif ini sebelum muncul sebagai herpes zoster.

Namun, karena sistem kekebalan melemah seiring bertambahnya usia, atau sebagai akibat dari penyakit atau stres, virus yang aktif dapat berjalan kembali di sepanjang saraf dan muncul lagi sebagai lepuhan yang menyakitkan.

Umumnya, hanya satu kelompok akar saraf yang terlibat, dan lepuh muncul di area kulit yang disuplai oleh saraf tersebut.

Walau anak-anak bisa mengalami herpes zoster, orang tua di atas usia 50 tahun lebih berisiko dan bisa mengalami penyakit parah.

Pada orang dewasa yang sehat, herpes zoster bisanya berlangsung dari tujuh hingga 10 hari. Namun, sekitar 15% penderitanya akan mengalami nyeri persisten dan seringnya melemahkan.

Kondisi itu disebut neuralgia pascaherpetik , yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Berita Terkait

Berita Terkini