Info

Banyak Penderita Penyakit Alzheimer dan Demensia Kekurangan Vitamin D

Studi menunjukkan banyak penderita demensia kekurangan vitamin D.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi alzheimer/unsplash
Ilustrasi alzheimer/unsplash

Himedik.com - Penyebab paling umum demensia, Alzheimer, merupakan kondisi yang ditandai dengan hilangnya memori dan fungsi kognitif secara bertahap.

Ada beberapa faktor yang berperan menyebabkan kondisi ini, salah satunya adalah hilangnya koneksi sinaptik di otak. Terkait hal ini, beberapa riset menunjukkan bahwa kekurangan vitamin dapat memicu mekanisme tersebut.

Salah satunya sebuah studi yang terbit di jurnal Neurology menunjukkan bahwa banyak penderita Alzheimer dan demensia kekurangan vitamin D.

Dalam studi ini, peneliti mendeteksi tingkat vitamin D dengan menganalisis 1.658 sampel darah dari orang-orang yang berusia 65 tahun.

Menurut Express UK, vitamin D disebut memiliki manfaat bagi kesehatan otak. Sumber terbesar vitamin ini adalah sinar matahari. Beberapa makanan yang mengandung vitamin ini adalah berbagai jenis ikan, susu dan kuning telur.

Ilustrasi Vitamin D. [Shutterstock]
Ilustrasi Vitamin D. [Shutterstock]

Setelah masa tindak lanjut selama enam tahun, sebanyak 171 peserta mengembangkan demensia, dan 102 menderita Alzheimer.

Temuan ini mengungkap bahwa orang yang memiliki kadar vitamin D rendah berisiko tinggi terkena demensia hingga 53%.

Sementara peserta yang kekurangan vitamin D parah mengalami 125% peningkatan risiko demensia dibanding peserta dengan kadar vitamin normal.

Dalam risiko penyakit Alzheimer, peserta dengan tingkat vitamin D rendah 70% lebih mungkin mengembangkan penyakit ini, dan 120% pada peserta dengan defisiensi parah.

Hasil tersebut tetap konsisten setelah disesuaikan dengan faktor-faktor lainnya.

Dari temuan ini, para peneliti mengatakan perlu adanya studi klinis untuk membuktikan hasilnya.

"Uji coba klinis... diperlukan untuk menentukan apakah makan makanan seperti ikan berminyak atau mengonsumsi suplemen vitamin D dapat menunda atau, bahkan, mencegah timbulnya penyakit Alzheimer dan demensia,' kata penulis studi David Llewellyn, dari University of Exeter Medical School, Inggris.

Berita Terkait

Berita Terkini