Info

Psikolog Ini Memberi Tips agar Terhindar dari Burnout, Apa Saja?

Burnout seharusnya tidak boleh dibiarkan karena dapat berdampak pada produktivitas kerja.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi burnout - (Shutterstock)
Ilustrasi burnout - (Shutterstock)

Himedik.com - Sejak banyak perusahaan memberlakukan Work from Home (WFH), para pekerja sering memakai istilah 'burnout' untuk menggambarkan kondisi stres berat yang mereka rasakan akibat pekerjaan.

Namun, kondisi ini seharusnya tidak boleh dibiarkan karena dapat berdampak pada produktivitas serta kesehatan Anda.

Penulis buku The Confident Mind: A Battle-Tested Guide to Unshakable Performance sekaligus seorang psikolog, Nate Zinsser, memiliki beberapa tips untuk terhindar dari burnout.

Melansir Bloomberg, berikut beberapa tips yang diberikan Zinsser:

1. Kelola 'bahan bakar'

Zinsser memulai diskusi tentang burnout dengan para taruna di Akedemi Militer AS di West Point, Fort, dengan mendefiniskan istilah tersebut secara harafiah, yakni api unggun yang padam karena kehabisan bahan bakar.

Jadi, bagaimana caranya agar tetap menyala?

"Kita harus mengoptimalkan kemampuan dalam memproduksi bahan bakar, (yang berasal) dari tidur, keadaan emosional, dan proses berpikir yang berkelanjutan," ujar Zinsser.

Tetapi, ketiga hal tersebut harus dikelola secara hati-hati.

Atasi rasa lelah dengan 5 makanan ringan ini. (PopCulture.com)
Burnout (PopCulture.com)

2. Mengubahnya menjadi suka cita

Emosi negatif menghabiskan bahan bakar.

"Hati-hati agar tidak tergelincir ke dalam ketakutan atau kemarahan atau kecemburuan atau rasa iri," imbuhnya.

Menurutnya, perasaan tersebut dapat dilawan dengan menemukan emosi-emosi positif agar menghargai atau berterima kasih.

3. Melatih diri untuk bersantai sesuai petunjuk

Zinsser memperkenalkan teknik yang sudah dipakai selama 50 tahun kepada para taruna, yakni cara menenangkan diri, fokus pada pernapasan, dan mengulangi kata sederhana yang menghibur seperti "mudah", "tenang", "kedamaian", atau kata dengan makna religius yang kuat secara pribadi.

"Anda pada dasarnya mengistirahatkan otak Anda, dengan perubahan fisiologis pada tekanan darah, detak jantung, pernapasan, dan akumulasi laktat dalam darah," lanjutnya.

Berita Terkait

Berita Terkini