Info

Antibodi dari Infeksi Terobosan Lebih Tinggi Dibanding dari Vaksin Covid-19

Terinfeksi virus corona setelah vaksin Covid-19, atau yang disebut infeksi terobosan, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi antibodi Covid-19 (Pixabay)
Ilustrasi antibodi Covid-19 (Pixabay)

Himedik.com - Satu penelitian baru yang terbit Kamis (16/12/2021) menunjukkan terinfeksi virus corona setelah vaksin Covid-19, atau yang disebut infeksi terobosan, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mampu melawan varian SARS-CoV-2 baru.

Dalam studi kecil yang hanya melibatkan 26 orang ini, semua peserta telah mendapat dua dosis vaksin Pfizer dan mengalami infeksi terobosan.

Peneliti mengumpulkan sampel darah semua peserta, yang merupakan petugas kesehatan OHSU, dan mencatat 24 dari 26 infeksi terobosan hanya menyeabkan gejala ringan.

Mereka juga menganalisis sampel virus pada 19 peserta dan menemukan 10 di antaranya disebabkan oleh varian delta serta 9 lainnya dari strain lainnya.

Setelahnya, dilansir Live Science, peneliti mengisolasi serum dari sampel darah untuk melihat seberapa efektif antibodi dalam serum menetralkan virus corona.

Ilustrasi Covid-19 [Foto: Antara]
Ilustrasi Covid-19 [Foto: Antara]

Mereka menjalankan eksperimen dengan strain asli SARS-CoV-2, dari alfa, beta, gamma, serta delta. Tetapi mereka tidak menggunakan varian Omicron yang baru teridentifikasi baru-baru ini.

Hasilnya menunjukkan bahwa antibodi dari infeksi terobosan lebih efektif menetralkan virus corona, dibanding antibodi orang yang sudah divaksin tetapi tidak terinfeksi Covid-19.

"Darah orang yang mengalami infeksi terobosan mengandung lebih banyak antibodi yang menempel pada receptor-binding domain (RBD) protein lonjakan virus. Antibodi spesifik RBD ini paling penting dalam menetralkan virus corona," kata peneliti.

Berdasarkan tes netralisasi, serum dari kelompok terobosan sekitar 950% lebih kuat terhadap virus SARS-CoV-2 asli.

"Apa yang kami lihat adalah kombinasi luar biasa dari vaksinasi plus infeksi. Jadi, jika Anda terinfeksi tanpa vaksin, respons imun cukup bervariasi dari orang ke orang dan, rata-rata sedikit lebih rendah daripada jika Anda divaksinasi," tandas peneliti.

Berita Terkait

Berita Terkini