Info

Waduh, Virus Corona Covid-19 Bisa Picu Alzheimer Lho!

Virus corona Covid-19 bisa memicu penyakit Alzheimer pada beberapa orang.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi virus corona covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Himedik.com - Infeksi virus corona Covid-19 parah bisa menyebabkan gejala neurokoognitif selama proses pemulihan pada beberapa orang.

Sebuah studi baru menemukan bahwa infeksi virus corona Covid-19 bisa menyebabkan peningkatan protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer.

Tapi, hal ini bukan berarti virus corona Covid-19 bisa menyebabkan demensia. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui dampak panjang virus corona Covid-19 tersebut.

Para peneliti di NYU Grossman School of Medicine memeriksa darah orang dengan virus corona Covid-19 parah yang mengalami gejala neurologis.

Mereka menemukan tingkat beberapa protein darah dan biomaker terkait kerusakan neurologis pada tingkat yang lebih tinggi daripada pasien Alzheimer.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)

Penelitian ini dilakukan pada awal gelombang pandemi virus corona Covid-19 antara Maret hingga Mei 2020.

Studi jangka panjang akan memeriksa sejauh mana orang dapat pulih dari kerusakan ini. Studi ini menemukan 251 pasien tanpa riwayat klinis atau demensia sebelum dirawat di rumah sakit karena virus corona Covid-19.

Ada juga tiga kelompok kontrol yang tidak dirawat di rumah karena virus corona Covid-19 tanpa penurunan kognitif, gangguan kognitif ringan dan penyakit alzheimer.

Tes darah menggunakan teknologi yang mampu mengukur protein seberat satu triliun gram dalam satu mililiter darah.

"Temuan kami menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit karena virus corona, terutam pada mereka yang mengalami gejala neurologis selama infeksi virus corona akut mungkin memiliki risiko tingkat cedera otak yang tinggi atau lebih tinggi pada pasien dengan Alzheimer," kata Profesor Jennifer Frontera dikutip dari Express.

Beberapa protein ini telah dikaitkan dengan kematian atau kerusakan neuron di otak. Misalnya, protein amiloid beta yang telah diketahui terakumulasi pada pasien Alzheimer, tetapi tidak berhubungan dengan penurunan kognitif secara langsung.

Sampel juga dibandingkan antara mereka yang keluar dari perawatan dan mereka yang meninggal di rumah sakit.

Ada perbedaan 124 persen dalam tingkat penanda antara kedua kelompok ini. Lalu, perbedaannya 60 persen di antara orang yang tidak terinfeksi virus corona dengan dan tanpa kerusakan saraf.

Profesor Thomas Wisniewski menjelaskan bahwa protein ini telah dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih tinggi.

"Cedera otak traumatis, yang juga dikaitkan dengan peningkatan biomarker ini bukan berarti bahwa pasien bisa mengembangkan Alzheimer atau demensia di kemudian hari, tetapi meningkatkan risikonya," jelasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini