Info

Stres Bisa Picu Tekanan Darah Tinggi, Ternyata Ini Hubungannya!

Tekanan darah tinggi bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya stres.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi stres (Pixabay/Davidqr)
Ilustrasi stres (Pixabay/Davidqr)

Himedik.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi jarang sekali menunjukkan gejala yang jelas dan bisa menyebabkan komplikasi serius. Karena itu, kondisi ini sering disebut sebagai silent killer.

Adapun komplikasi serius akibat tekanan darah tinggi adalah serangan jantung dan stres. Karena itu, seseorang harus memperhatikan gejalanya dan menghindari pemicu tekanan darah tinggi.

Selain gaya hidup, stres juga bisa menjadi salah satu penyebab tekanan darah tinggi. Meskipun stres tidak dapat dihindari, ada beberapa jenis stres yang bisa mempengaruhi tekanan darah.

Cara mengatasi stres bisa menentukan dampaknya terhadap kesehatan. Karena itulah, Anda perlu tahu ketegangan yang disebabkan oleh stres pada jantung dan tekanan darah.

Banyak faktor gaya hidup yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah, termasuk seberapa stres yang Anda rasakan. Stres ini bisa berupa berada di bawah tekanan di tempat kerja, mengurus anak, atau mengkhawatirkan tagihan.

Tekanan darah tinggi, hipertensi (Pixabay/McRonny)
Tekanan darah tinggi, hipertensi (Pixabay/McRonny)

Tapi, stres akibat terus-menerus berada di bawah tekanan bisa membuat jantung Anda tegang.

Regina Giblin, perawat jantung senior di British Heart Foundation, menjelaskan bahaya stres dan cara mengelolanya.

"Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, yang mana stres salah satunya," kata Regina dikutip dari Express.

Menurut Regina, semua orang pasti pernah stres dari waktu ke waktu. Hal itu pun sangat normal jika tekanan darah meningkat ketika stres.

Setelah stres berlalu, tekanan darah biasanya akan kembali normal. Namun, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang dapat merusak jantung, organ utama, dan arteri.

Kerusakan ini dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung dan peredaran darah. Regina menjelaskan, ada dua jenis stres berbeda yang dikenal sebagai stres akut dan stres kronis.

Stres akut adalah stres jangka pendek, tubuh Anda cenderung melepaskan adrenalin yang mendorong Anda ke "fight or flight" untuk bangkit. Setelah stres berlalu, hal ini tidak akan menimbulkan efek jangka panjang pada tekanan darah.

Di sisi lain, ada pula stres kronis yang membuat tubuh Anda melepaskan hormon yang disebut kortisol yang meningkatkan gula (glukosa) dalam aliran darah serta merusak pembuluh darah dan organ utama yang bisa menyebabkan peradangan.

"Jika Anda khawatir tentang bagaimana stres dapat memengaruhi tekanan darah Anda, mulailah merekamnya. Anda bisa membeli mesin untuk mengukur tekanan darah sendiri dan melakukan pengecekan sendiri di rumah saat stres," jelasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini