Info

Long Covid-19 Bisa Sebabkan Kabut Otak, Ahli Sarankan Konsumsi Makanan Ini!

Makanan tertentu dipercaya bisa membantu mengatasi kabut otak sebagai gejala Long Covid-19.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi kabut otak - (Pixabay/VSRao)
Ilustrasi kabut otak - (Pixabay/VSRao)

Himedik.com - Profesor James Goodwin mengatakan salah satu gejala Long Covid-19 berupa kabut otak, yang merupakan istilah non-medis untuk menggambarkan perasaan lesu.

Tapi, Profesor Goodwin menjelaskan sebuah penelitian yang muncul menunjukkan bahwa virus menyebabkan kerusakan pada mitokondria di sel-sel otak.

"Kita harus tahu bahwa selama infeksi, virus corona Covid-19 memasuki otak melalui penghalang darah otak yang sangat kedap air," kata Profesor Goodwin dikutip dari Express.

Profesor Goodwin menjelaskan bahwa penghalang darah otak terdiri dari pembuluh darah tertutup rapat yang melindungi otak.

"Lonjakan virus corona Covid-19 mengunci pembuluh darah ini, lalu bereplikasi di dalam selnya dan masuk ke otak," jelasnya.

Ilustrasi virus corona Covid-19. (Pixabay/Engin_Akyurt)
Ilustrasi virus corona Covid-19. (Pixabay/Engin_Akyurt)

Peradangan yang terjadi di seluruh tubuh juga merusak penghalang ini, yang selanjutnya merusak komunikasi dengan sistem kekebalan.

Profesor Goodwin pun memiliki beberapa rekomendasikan makanan bergizi untuk mendukung sel otak yang sehat sekaligus mengatasi kabut otak.

Contohnya, mereka menyarankan konsumsi asam lemak omega-3 dari air dingin dan ikan berlemak, seperti salmon, mackerel, herring dan sarden.

Makanan bergizi lainnya yang bisa ditambah dalam diet termasuk daging merah, bayam dan brokoli karena mengandung asam alfa-lipoat.

Profesor Goodwin juga menyarankan untuk memasukkan L-carnitine dan creatine ke dalam diet, yang dapat Anda lakukan dengan makan unggas, telur, kacang polong dan biji.

"Mengherankan, neuron tertentu di otak sebenarnya bisa merasakan kenaikan kadar gula darag secara mendadak," jelasnya.

Sedangkan, mitokondria dengan cepat berubah bentuk dan struktur, yang dapat menyebabkan perubahan metabolisme yang mendalam secara keseluruhan, seperti diabetes tipe 2.

Ia mengatakan mengurangi konsumsi karbohidrat olahan dan gula menghilangkan tekanan ini pada mitokondria.

Bahkan, puasa juga mendukung jaringan mitokondria dengan menghilangkan mitokondria yang rusak dan memicu pembuatan sel baru.

Lebih lanjut, Profesor Goodwin merekomendasikan untuk menetapkan kisaran kalori yang sehat untuk mencegah makan berlebihan.

Cara ini akan mengurangi keluaran spesies oksigen reaktif, yang mendorong peradangan dan kerusakan sel.

Selain nutrisi, Profesor Goodwin mengatakan bahwa olahraga, sauna, dan tidur malam yang baik semuanya berperan dalam melindungi sel-sel otak.

Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan suhu jaringan otot meningkatkan efisiensi mitokondria.

Bahkan, relaksasi dan meditasi juga dapat berperan dalam menjaga mitokondria kita tetap sehat, mengurangi efek psikologis dari hormon stres kortisol.

Berita Terkait

Berita Terkini