Info

Dokter Sebut Kasus Campak Meningkat, Orangtua Harus Waspadai 5 Gejala Ini!

Dokter menyarankan orangtua harus mewaspadai beberapa gejala campak pada anak-anak.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi anak-anak (Pixabay/ 2081671)
Ilustrasi anak-anak (Pixabay/ 2081671)

Himedik.com - Seorang dokter menyarankan semua orangtua untuk mewaspadai gejala campak pada anak-anak di tengah kasus yang meningkat.

Saat ini, kasus campak ini sedang meningkat dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi epidemi campak global di awal bulan Mei 2022.

Vaksin campak pun sangat penting untuk mencegah penyakit dan menurunkan risiko kematian akibat campak.

Dr Stuart Sanders, dari The London General Practice menyarankan semua orang untuk mewaspadai 5 gejala utama campak, termasuk demam terus-menerus atau berkepanjangan, tidak ingin makan atau minum, gejala pernapasan yang parah dan penurunan kesehatan.

Selain itu dilansir dari The Sun, gejala meningitis juga penting untuk diwaspadai, termasuk sakit kepala, leher kaku, muntah dan tidak suka cahaya terang.

Campak [shutterstock]
Campak [shutterstock]

Dr Sanders memperingatkan jika Anda menemukan salah satu dari lima gejala serius ini, Anda harus mengisolasi pasien sampai gejalanya hilang.

Saat ini belum ada obat untuk mengatasi dua kondisi medis tersebut. Tapi, siapa pun yang memiliki kutu harus memastikan mereka minum banyak cairan bersama dengan parasetamol pada interval yang tepat.

Dr Sanders sendiri sudah sering mengingatkan bahwa campak termasuk penyakit yang bisa menyebabkan dampak buruk jangka panjang, bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Awal Mei 2022 ini, Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa sekitar 73 juta orang di seluruh dunia yang seharusnya sudah mendapatkan vaksin MMR belum memilikinya.

Hal ini berarti masih banyak orang yang bisa berisiko menderita campak. Karena itu, Dr Sanders mengingatkan semua orang untuk mewaspadai epidemi campak secara global, yang mana penyakit ini sangat berbahaya.

Vaksin MMR, yang melindungi anak-anak dari campak, gondok, dan rubella, telah digunakan selama lima dekade. Tapi, masih banyak orang belum mendapatkannya karena meningkatnya skeptisisme terhadap vaksin.

Vaksinasi pertama biasanya diberikan kepada anak berusia satu tahun. Kemudian, vaksin kedua diberikan pada usia tiga tahun empat bulan.

Berita Terkait

Berita Terkini