Viral Dokter RSUD Jombang Potong Kepala Bayi yang Meninggal Karena Distosia Bahu, Apa Itu?

Kasus bayi meninggal selama proses persalinan di RSUD Jombang, rupanya disebabkan oleh distosia bahu.

Shevinna Putti Anggraeni
Kamis, 04 Agustus 2022 | 16:30 WIB
Ilustrasi bayi baru lahir (Pixabay/StockSnap)

Ilustrasi bayi baru lahir (Pixabay/StockSnap)

Himedik.com - Kasus bayi meninggal selama proses persalinan di RSUD Jombang, Jawa Timur cukup menghebohkan publik. Sebab, pihak rumah sakit diduga mengabaikan permintaan operasi caesar dari puskesmas yang memberi rujukan kepada pasien.

Proses persalinan ini dilakukan mulai pukul 18.30 WIB. Pada saat itu, sang ibu mengejan hanya sampai kepala bayi sudah keluar, tetapi persalinan mengalami kemacetan atau distosia bahu.

Berat badan bayi yang cukup besar dan pundak yang lebar membuatnya mengalami kesulitan. Dokter yang menanganinya pun sampai harus menggunakan alat sedot untuk mengeluarkan bayi.

Baca Juga: Makan Buah Memang Sehat, tapi Ada Efek Sampingnya Jika Terlalu Banyak

Karena kepala bayi terjepit di pangkal pinggung selama 10 menit, bayi itu pun meninggal dunia.

Pada akhirnya, dokter harus mengambil tindakan pemisahan organ tubuh bayi yang sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) untuk menyelamatkan ibu bayi.

RSUD Jombang, Jawa Timur. [Suara.com/Zen Arivin]
RSUD Jombang, Jawa Timur. [Suara.com/Zen Arivin]

Distosia bahu adalah cedera lahir yang terjadi ketika salah satu atau kedua bahu bayi tersangkut di dalam panggul ibu selama persalinan.

Baca Juga: Jangan Salah Kaprah, Ini 5 Mitos Cacar Monyet yang Jadi Darurat Kesehatan Global!

Dalam kebanyakan kasus, dilansir dari Cleveland Clinic, bayi yang mengalami distosia bahu bisa lahir dengan selamat. Walau begitu, itu pun bisa menimbulkan masalah kesehatan lain pada ibu dan bayi.

Kondisi ini tergolong jarang terjadi. Tingkat risiko bayi mengalami distosia bahu juga bervariasi tergantung pada berat lahir bayi.

Distosia bahu terjadi pada 0,6 hingga 1,4 persen bayi dengan berat badan antara 2,72 hingga 3,63 kg saat lahir.

Baca Juga: Ingin Rutin BAB di Pagi Hari? Bisa Dilatih dengan Cara Ini

Risiko distosia bahu ini juga semakin meningkat menjadi 5 hingga 9 persen dari bayi lahir dengan berat badan lebih dari 3,63 kg.

Ilustrasi bayi baru lahir (Unsplash/Aditya Romansa)
Ilustrasi bayi baru lahir (Unsplash/Aditya Romansa)

Gejala Distosia Bahu

Meskipun ada banyak faktor yang bisa menyebabkan distosia bahu, kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja.

Sayangnya, tidak ada gejala atau cara untuk memprediksi risiko distosia bahu. Dokter kandungan mungkin baru mengetahui kondisi ini akan terjadi setelah kepala bayi keluar.

Saat kepala bayi Anda sudah keluar dan kemudian menarik kembali ke area antara vagina dan rektum, kondisi ini disebut tanda-tanda distosia bahu.

Penyebab Distosia Bahu

Distosia bahu terjadi ketika bahu bayi Anda tersangkut di belakang tulang kemaluan ketika proses persalinan.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berat bayi lahir yang cukup besar, bayi berada di posisi yang salah, pembukaan panggul terlalu kecil dan Anda berada dalam posisi yang membatasi ruangan di panggul.

Berita Terkait TERKINI
Faktor lingkungan juga berperan dalam memicu kanker....
info | 08:00 WIB
Sakit maag terjadi karena ketidakseimbangan asam lambung dalam tubuh....
info | 08:00 WIB
Untuk memenuhi asupan protein tak harus selalu mengandalkan telur lho....
info | 08:00 WIB
Minum air memang benar membantu menghindari penyakit ginjal. Namun.......
info | 08:00 WIB
kopi hitam termasuk minuman rendah kalori....
info | 08:00 WIB
Sakit tenggorokan adalah salah satu gejala umum yang sering menyertai flu....
info | 08:00 WIB
Yang menjadi penghambat pemberantasan kusta termasuk stigma dan diskriminasi di masyarakat....
info | 08:00 WIB
Berikut beberapa olahraga yang dapat membantu membakar kalori sehingga berat badan cepat turun....
info | 08:00 WIB
Untuk mencegah kolesterol meningkat drastis setelah lebaran dan memicu berbagai penyakit berbahaya, berikut ini cara men...
info | 08:00 WIB
Tampilkan lebih banyak