Himedik.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada dinding arteri meningkat. Hipertensi masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Meski demikian banyak masyarakat kerap menganggap remeh penyakit tersebut. Padahal jika diabaikan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi berbahaya.
Baca Juga
Sayangnya, hipertensi merupakan silent killer atau pembunuh diam-diam. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital Cibubur, dr. Gerald Toreh, SpPD-FINASIM mengatakan penderitanya bisa saja tidak merasakan gejala apapun.
"Dalam beberapa kasus, penderita baru mengetahuinya setelah terjadi komplikasi," ujar dr. Gerald.
Lantaran tidak bergejala tapi berbahaya, dr. Gerald lantas mengingatkan agar seseorang memeriksa tekanan darah diri sendiri secara rutin. Tekanan darah dikatakan normal jika berada di kisaran 140/90 mmHg.

"Melakukan pemantauan rutin akan membantu Anda, mengidentifikasi peningkatan tekanan darah sebelum menjadi masalah serius, menilai efektivitas perubahan gaya hidup atau pengobatan yang sedang dijalani, mencegah komplikasi yang lebih parah dengan intervensi yang tepat waktu," ujar dr. Gerald.
Apabila hipertensi terjadi terus menerus tapi tidak segera dilakukan penanganan, maka bisa terjadi komplikasi. Sebab tingginya tekanan darah di dinding arteri bisa menganggu kinerja organ tubuh. Beberapa komplikasi hipertensi adalah sebagai berikut:
- Penyakit jantung koroner, ini karena hipertensi dapat merusak arteri, meningkatkan risiko serangan jantung.
- Stroke, kondisi ini terjadi karena tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak atau menghambat aliran darah, menyebabkan stroke.
- Gagal ginjal karena saat tekanan darah meningkat di pembuluh darah ginjal maka akan memicu kerusakan hijgga dapat menyebabkan gagal ginjal.
- Aneurisma, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah melemah dan menggembung, yang dapat berakibat fatal jika pecah.
- Kerusakan mata bisa juga dialami bila seseorang mengalami hipertensi, karena kondisi tersebut merusak pembuluh darah di retina, yang pada akhirnya terancam kehilangan penglihatan.
Sebagai informasi, menurut World Health Organization (WHO) setiap tahunnya sekitar 7,5 juta orang meninggal akibat komplikasi hipertensi.
Sedangkan di Indonesia sendiri menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohor penyakit tidak menular (PTM) 2011-2021, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat dengan persentase 10,2 persen.