Himedik.com - Stres yang berkepanjangan tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan fisik, namun juga dapat merusak kesehatan gigi dan mulut. Sebab, tekanan emosional yang tinggi bisa memicu berbagai gangguan yang berpengaruh pada kondisi gigi dan gusi.
Laporan Hindustan Times yang dikutip dari Antara, Senin (3/3/2025), pendiri Pusat Kedokteran Gigi Sabadra's, Dr Prafull Sabadra mengatakan berbagai efek negatif stres terhadap kesehatan gigi. Stres dapat menyebabkan kebiasaan tidak sadar dan meningkatkan risiko gangguan pada gigi serta gusi.
Berikut adalah beberapa masalah yang dapat muncul akibat stres:
1. Menggertakkan Gigi (Bruxism)
Stres sering menyebabkan bruxism, yaitu kebiasaan mengatupkan atau menggertakkan gigi tanpa sadar, terutama saat tidur. Hal ini terjadi karena kecemasan dan ketegangan meningkatkan aktivitas otot rahang, menyebabkan tekanan berlebih pada gigi.
Akibatnya, seseorang dapat mengalami gigi retak atau patah, keausan enamel, meningkatnya sensitivitas gigi, serta nyeri rahang dan gangguan sendi temporomandibular (TMJ). Masalah kesehatan gigi ini dapat bertambah buruk jika kebiasaan ini tidak ditangani.
2. Mulut Kering Akibat Stres (Xerostomia)
Stres kronis dapat menghambat produksi air liur, menyebabkan mulut menjadi kering. Kondisi ini sering diperparah oleh konsumsi obat antikecemasan dan antidepresan.
Mulut kering dapat meningkatkan risiko gigi berlubang akibat berkurangnya pembersihan alami oleh air liur. Selain itu, kondisi ini juga bisa memicu penyakit gusi, infeksi mulut, serta kesulitan mengunyah dan berbicara.
3. Menurunnya Kebersihan Gigi dan Mulut
Stres juga bisa mengurangi motivasi seseorang untuk menjaga kesehatan gigi. Orang yang mengalami stres cenderung mengabaikan kebersihan gigi dan mulut, seperti malas menyikat gigi atau membersihkan sela-sela gigi.
Stres dapat mendorong seseorang untuk mengonsumsi makanan manis dan asam yang dapat merusak gigi. Kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol sebagai pelampiasan stres juga dapat memperburuk kondisi mulut dan gusi.
4. Melemahnya Sistem Imun
Saat mengalami stres berkepanjangan, sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga gusi menjadi lebih rentan terhadap infeksi seperti gingivitis dan periodontitis. Selain itu, stres juga dapat memperlambat proses pemulihan setelah operasi gigi atau cedera mulut.
5. Gangguan Tidur
Gangguan tidur akibat stres dapat memperburuk bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Kurang tidur juga dapat menghambat proses pemulihan jaringan mulut, membuat gusi lebih mudah teriritasi dan rentan terhadap infeksi.
6. Hormon Stres dan Kesehatan Mulut
Meningkatnya kadar hormon stres seperti kortisol dapat melemahkan kepadatan tulang rahang, meningkatkan risiko kehilangan gigi. Selain itu, kebiasaan buruk seperti menggigit kuku, mengunyah pulpen, atau menggunakan gigi untuk membuka kemasan dapat menyebabkan kerusakan pada enamel gigi.
Cara Mencegah Dampak Stres pada Kesehatan Gigi
Dr. Prafull Sabadra menyarankan beberapa langkah untuk menjaga kesehatan gigi di tengah stres:
- Berlatih teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau mindfulness untuk mengelola stres.
- Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan pasta gigi berfluorida.
- Menghindari makanan tinggi gula dan asam yang bisa merusak gigi.
- Tetap terhidrasi untuk mengatasi mulut kering.
- Berkonsultasi ke dokter gigi secara rutin untuk pemeriksaan dan perawatan gigi serta gusi.