Pria

Tak Cuma Menyenangkan, Sering Berlibur Juga Bisa Perpanjang Umur

Siapa sangka jika dengan rajin berlibur bisa membuat seseorang hidup lebih lama.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi liburan. (Instagram/_febrian)
Ilustrasi liburan. (Instagram/_febrian)

Himedik.com - Telah lama diketahui jika menerapkan pola hidup sehat seperti makan makanan sehat, tidak merokok dan minum alkohol, serta rajin olahraga diyakini bisa memperpanjang umur. Tapi, siapa sangka jika dengan rajin berlibur bisa membuat seseorang hidup lebih lama. 

Hal ini dibuktikan oleh sebuah riset yang dilakukan oleh University of Helsinki, Finlandia, dengan mengamati 1.222 pria paruh baya sejak tahun 1974. Mereka yang diamati dalam riset ini adalah para pria eksekutif yang lahir antara tahun 1919 dan 1934. Dalam riset ini, para peserta ditanya apakah mereka suka berlibur dan kapan saja mereka pergi liburan.

Dalam riset ini para peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok intervensi yang berjumlah 612 peserta dan kelompok lainnya adalah kelompok kontrol yang berjumlah 610 peserta.

Kelompok intervensi diminta untuk melakukan gaya hidup sehat seperti memperhatikan makanan, berat badan, dan rajin melakukan aktivitas fisik. Jika hal ini tidak efektif untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular pada mereka, mereka juga diberi resep obat tekanan darah.

Sementara itu, kelompok kontrol diminta untuk melakukan kegiatan bisnis dan aktivitas sehari-hari seperti biasa tanpa diperhatikan dan diminta untuk melakukan gaya hidup sehat.

Lima tahun kemudian pemantauan dilakukan terhadap para peserta dari dua kelompok ini. Hasilnya, kelompok intervensi memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang menurun jika dibandingkan kelompok kontrol.

Namun begitu, pemantauan lanjutan kemudian dilakukan lagi 15 tahun kemudian pada 1989 dan dipantau lagi 40 tahun kemudian pada 2014.

Sering bepergian bisa memperpanjang umur. (Instagram/_febrian)
Sering berlibur bisa memperpanjang umur. (Instagram/_febrian)

Pada pemantauan di 1989, ditemukan bahwa kematian akibat penyakit kardiovaskular justru lebih banyak terjadi pada kelompok intervensi. Dan setelah dilakukan pemantauan lagi pada 2014, angka kematian mulai seimbang.

“Kematian yang terjadi pada kelompok yang memiliki gaya hidup sehat terjadi pada kelompok yang waktu liburannya lebih pendek. Penelitian kami menunjukkan pria yang lebih jarang berlibur memiliki waktu tidur lebih sedikit daripada yang berlibur lebih lama,” kata Timo Strandberg, salah satu peneliti dalam riset ini, dilansir Science Alert.

Pada kelompok intervensi ditemukan, orang yang berlibur selama tiga minggu atau kurang setiap tahunnya memiliki risiko kematian 37 persen lebih tinggi daripada orang yang berlibur selama lebih dari tiga minggu per tahunnya.

Penelitian ini dapat menjadi pengingat bahwa liburan penting di tengah-tengah pekerjaan yang membuat stres. “Liburan penting untuk mengurangi stres. Memiliki gaya hidup sehat saja tidak akan cukup bila kita bekerja terlalu keras dan tidak pernah berlibur,” pungkas Strandberg.

Berita Terkait

Berita Terkini