Pria

Kisah Seorang Dokter yang Meraih Sukses Lewat Bisnis Cuci Sepatu

Dokter adalah pekerjaan humanis, sedangkan bisnis murni mencari profit.

Rauhanda Riyantama

Tirta Mandira Hudi. (Instagram/dr.tirta)
Tirta Mandira Hudi. (Instagram/dr.tirta)

Himedik.com - Umumnya, profesi seorang dokter merupakan impian banyak orang. Namun, hal berbeda datang dari Tirta Mandira Hudi. Pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ini, justru menekuni bisnis cuci dan rawat sepatu.

Bahkan, berkat ketelatenannya ia berhasil membuka cabang dan kemitraan di beberapa kota besar di Indonesia.

Mulanya, bisnis cuci sepatunya dirintis saat masih kuliah. Ceritanya, pria yang gemar mengoleksi sepatu itu membeli produk cairan pembersih sepatu bermerek Jason Mark dari luar negeri seharga Rp 400 ribu per botol. 

Lantas, Tirta, demikian nama akrabnya, merasa harga sebesar itu terlalu mahal jika harus beli terus menerus. Kemudian Tirta menawarkan produk pembersih itu pada teman-temannya sesama kolekstor sepatu untuk digunakan bersama. Singkat cerita, mereka pun akhirnya setuju.

Semenjak kejadian itu, terbersit di benak Tirta untuk mengomersilkan jasanya tersebut. Namun, gairah bisnisnya harus dikubur dalam-dalam karena masih dalam misi merampungkan kuliahnya.

Beberapa waktu kemudian, tepatnya saat musibah gunung meletus, ide bisnisnya kembali membuncah. Ketika itu, seluruh sepatu miliknya dan penghuni kos lainnya tertutup abu vulkanik yang cukup tebal.

Seketika, Tirta pun mencuci sepatunya. Entah karena sebab apa, teman-temannya pun turut menitipkan cuci sepatu padanya.

"Nah, dari situlah tercetus ide membuka jasa cuci sepatu dengan harga terjangkau dan terbuka untuk semua jenis bahan sepatu," ungkas pria kelahiran Surakarta, 30 Juli 1991 itu.

Idenya pun akhirnya terlaksana dengan menawarkan jasa di emperan kosnya. Gayung bersambut, Tirta turut memasarkan jasanya melalui media sosial Twitter dan Instagram. Usahanya pun mendapat respons positif dari para pelanggan di sekitar kosnya.

Bisnis cuci sepatu. (Instagram/dr.tirta)
Bisnis cuci sepatu. (Instagram/dr.tirta)

Seiring berjalannya waktu, bisnis cuci sepatu miliknya kian ramai. Melihat lonjakan pelanggan meningkat, Tirta memberanikan diri membuka gerai cuci sepatu pertamanya. Modal sebesar Rp 25 juta ia habiskan untuk biaya sewa tempat, desain interior, dan operasional toko.

Tirta mengungkapkan, toko pertamanya buka pada 2014 yang bertepatan dengan ulang tahun Yogyakarta. Tak kehabisan akal, ia memanfaatkan momentum itu untuk membuka promo cuci sepatu gratis. 

Ide kreatifnya pun berbuah manis, lebih dari 1.200 orang mengantre di depan tokonya. Sejak saat itu, bisnis sepatunya meraup popularitas. Namun, karena masih terkendala tenaga, ia hanya mampu mencuci 600 pasang sepatu dalam sehari. Berangkat dari situ, Tirta kemudian membuka toko keduanya di Yogyakarta.

Kini, bisnis cuci sepatunya semakin besar dan sudah merambah di berbagai kota, diketahui sudah memiliki 30 toko cabang yang tersebar di 20 kota di Indonesia. Dengan harga jasa Rp 30 - 150 ribu, satu gerainya bisa meraup omset Rp 30 - 60 juta per bulan. 

Selain bisnis cuci sepatu, Tirta juga memiliki produk pembersihnya sendiri. "Khusus produk pembersih ini, saya hanya sebagai investor saja, teman-teman yang menjalankan. Nah, gara-gara ini juga saya dan tim diundang ke Singapura untuk mengikuti pameran jasa cuci sepatu se-Asia," ungkapnya.

Meskipun sudah meraih sukses di dunia bisnis, Tirta mengaku tidak akan meninggalkan pekerjaan awalnya sebagai tenaga medis. Menurutnya profesi dokter kurang tepat untuk dijadikan mata pencaharian utama. Sebab dokter adalah pekerjaan humanis, sedangkan bisnis murni mencari profit. 

Berita Terkait

Berita Terkini