Pria

Keringat Berlebih, Seorang Pria Ternyata Alami Kejang yang Tak Terdeteksi

Sebelumnya tak ada yang tahu penyebab atau solusi untuk menghentikannya.

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Ilustrasi pria berkeringat - (Pixabay/un-perfekt)
Ilustrasi pria berkeringat - (Pixabay/un-perfekt)

Himedik.com - Masalah keringat berlebih yang tak biasa pada seorang pria akhirnya terpecahkan, setelah tiga tahun yang lalu ia berbicara dengan dokternya tentang kondisi yang dialaminya ini.

Pria berusia 60 tahun yang tidak disebutkan identitasnya itu, yang kasusnya dirinci dalam jurnal medis Annals of Internal Medicine, telah mencatat jangka waktu saat berkeringat banyak hingga bermenit-menit tiap bulan. Ia pun didiagnosis dengan hiperhidrosis, tetapi tidak ada yang tahu penyebab atau solusi untuk menghentikannya.

Diberitakan New York Post, Selasa (15/1/2019), baru setelah pria itu mengunjungi kantor Dr Mark Chelmowski di Advocate Aurora Health Care di Milwaukee, gejala kedua terungkap.

Kepada LiveScience, Chelmowski mengatakan, pria itu bertemu dengannya saat mulai berkeringat. Ketika mereka melanjutkan percakapan, Chelmowski melihat respons pasiennya itu melambat.

Lima menit kemudian, pria tersebut pulih kembali, dan Chelmowski memiliki firasat terhadap suatu diagnosis. Dia pun mengirim pasiennya untuk menjalani electroencephalogram (EEG). Prosedur EEG dilakukan untuk mencatat aktivitas kejang di daerah lobus frontal otak, bertepatan dengan saat ia berkeringat secara berlebihan.

Chelmowski menyimpulkan, kejang dalam otak pria itu mengirim sinyal ke tubuh untuk melepaskan panas, sehingga keringatnya berlebih.

Sang pasien lantas mulai rutin menjalani pengobatan anti-kejang. Hasilnya, ia hanya satu kali berkeringat secara berlebihan dalam 18 bulan terakhir.

Berita Terkait

Berita Terkini