Pria

Pria yang Tinggal di Perkotaan Lebih Susah Ereksi, Begini Kata Studi

Simak penjelasannya

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

Ilustrasi pria - (Unsplash/Corey Watson)
Ilustrasi pria - (Unsplash/Corey Watson)

Himedik.com - Pria yang tinggal di perkotaan lebih cenderung sulit mengalami ereksi karena terpapar polusi. Asap beracun mengurangi aliran darah ke alat kelamin, membuat mereka berisiko mengembangkan disfungsi ereksi, dikutip dari dailymail.

Pria juga mungkin merasa lebih cepat lelah saat berhubungan seks karena asap dapat mengurangi kapasitas paru-paru.

Studi ini dilakukan di tengah serangkaian bukti yang menunjukkan hubungan antara udara dan penyakit yang tercemar serta kesuburan.

Penelitian yang dilakukan di Guangzhou University di China membandingkan kinerja seksual tikus dalam empat kelompok yang berbeda.

Kelompok pertama menghirup polutan selama dua jam sehari selama tiga bulan, yang kedua selama empat jam, dan yang ketiga selama enam jam.

Kelompok keempat tidak menghirup udara yang tercemar. Penurunan signifikan dalam fungsi ereksi terlihat pada kelompok tikus yang menghirup udara yang tercemar selama empat dan enam jam.

Dr Shankun Zhao, yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, "Untuk pertama kalinya penelitian kami mengungkapkan efek knalpot kendaraan pada ereksi penis.

"Hasil ini meningkatkan kekhawatiran tentang peran potensial yang dimainkan oleh paparan jangka panjang knalpot kendaraan dalam pengembangan disfungsi ereksi."

Studi sebelumnya telah menghubungkan polusi dengan peningkatan risiko kanker payudara, kanker mulut, autisme pada anak-anak dan penyakit jantung.

Para ilmuwan di The Chinese University, Hong Kong menemukan pria yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara tinggi ternyata memiliki sperma yang terdistorsi.

Para ahli menganalisis paparan partikel yang terkait dengan emisi mobil diesel lama. Partikel-partikel ini disebut PM2.5 yang sangat halus sehingga bisa terhirup ke paru-paru dan memasuki aliran darah.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ Occupational and Environmental Medicine pada November 2017, memperingatkan polusi udara sekitar dapat berfungsi sebagai faktor risiko kesehatan reproduksi pria. Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine.

Berita Terkait

Berita Terkini