Pria

Pria Ini Ereksi 9 Hari Berturut-turut Setelah Jatuh dari Motor, Kok Bisa?

Anehnya pria itu tidak kesakitan, padahal ereksi yang dialaminya tergolong tipe yang kuat dalam skala medis.

Vika Widiastuti

Ilustrasi masalah Mr P (Shutterstock)
Ilustrasi masalah Mr P (Shutterstock)

Himedik.com - Setelah jatuh dari motor, seorang pria asal Inggris mengalami ereksi selama 9 hari berturut-turut. Pria 25 tahun tersebut bahkan akan membutuhkan waktu 12 bulan agar kondisinya kembali normal.

Namun, anehnya pria itu tidak kesakitan, padahal ereksi yang dialaminya tergolong tipe yang kuat dalam skala medis. Ia hanya menganggapnya sebagai ketidaknyamanan ringan saat berjalan.

Dilansir dari metro, ia lantas memutuskan diri untuk memeriksakan kondisinya ke dokter seminggu kemudian. Dokter yang menanganinya mengatakan, ia mengalami memar perineum, daerah kecil di antara anus dan alat kelamin.

Hal tersebut menyebabkan, aliran darah terus-menerus dikirim ke Mr P-nya. Darah kemudian terperangkap dan tidak bisa mengalir jika tak segera diobati, bahkan bisa mengakibatkan jaringan parut dan disfungsi ereksi permanen.

Temuan University Hospital Southampton mengenai gejala-gejala yang dialami pria tersebut dipublikasikan bulan lalu dalam Case Report in Urology.

"Pada pemeriksaan ada ereksi grade IV dengan dasar kaki dan poros dengan sedikit kelengkungan punggung 10 derajat, yang tidak lunak.

Ilustrasi Mr P. (Shutterstock)
Ilustrasi Mr P. (Shutterstock)

Ada hemotoma superfisial (bekuan darah) yang ada pada skrotum dan pangkal Mr P," bunyi laporan tersebut.

Priapisme, istilah yang diberikan untuk ereksi yang bertahan terlalu lama yang 95 persen kasusnya disebabkan karena darah tidak bisa meninggalkan Mr P akibat adanya penyumbatan pembuluh darah.

Hal ini disebut priapisme aliran rendah. Obat-obatan untuk mengatasi disfungsi ereksi dan kondisi neurologis merupakan penyebab paling umum.

Namun, pengendara motor tersebut mengalami priapisme airan tinggi akibat cedera yang menyebabkan dua fistula mengarahkan darah ke Mr P-nya.

Pria ini memutuskan melakukan prosedur invasif untuk mengatasinya. "Sepengetahuan kami, ini adalah kasus pertama yang dilaporkan menggunakan beberapa alat untuk embolisasi untuk (kondisi) ini. Intervensi tepat waktu perlu dipertimbangkan untuk menghindari risiko disfungsi ereksi dalam jangka panjang dari tindakan konservatif," kata dokter.

Menurut dokter, pria tersebut membaik tak lama setelah itu, tetapi butuh waktu hingga satu tahun untuk memiliki fungsi ereksi yang normal.

Berita Terkait

Berita Terkini