Pria

Millendaru Ngaku Sudah Cangkok Rahim, Waduh Padahal Risikonya Bahaya Lho!

Ketahui risiko cangkok rahim pada pria seperti yang dilakukan oleh Millendaru alias Millen Cyrus.

Vika Widiastuti | Shevinna Putti Anggraeni

Millendaru membuat pengakuan kalau hormon wanitanya lebih tinggi dari hormon pria sejak kecil (Instagram/@millencyrus)
Millendaru membuat pengakuan kalau hormon wanitanya lebih tinggi dari hormon pria sejak kecil (Instagram/@millencyrus)

Himedik.com - Millendaru alias Millen Cyrus kembali menjadi sorotan setelah membuat pengakuan mengejutkan. Keponakan Ashanty ini mengaku sudah melakukan cangkok rahim agar seperti wanita pada umumnya.

Millendaru mengaku hal tersebut ketika menjadi bintang tamu talkshow di program Bisik-Bisik Tetangga dari MOP Channel. Sebelum membuat pengakuan tersebut, Millen bercerita belum melakukan operasi ganti kelamin.

Lantas, presenter mencoba mengajukan beberapa pertanyaan, salah satunya menggali tentang sesuatu yang Millen tidak miliki dari wanita.

"Saya cantik, seksi, disukai banyak lelaki, tapi saya tidak mempunyai," tanya presenter acara Bisik Bisik Tetangga.

"V (vagina), aku dah cangkok rahim tahu," jawab Millendaru.

Pengakuan Millendaru soal cangkok rahim sontak mengundang respons publik. Rebecca Flyckt, dokter kandungan ginekologi dilansir dari New York Times pernah mengatakan bahwa pria maupun transgender bisa saja melakukan cangkok rahim.

Millendaru. (Instagram/@millencyrus)
Millendaru. (Instagram/@millencyrus)

Tetapi, prosedur cangkok rahim pada pria maupun transgender pastinya jauh lebih rumit dari wanita. Bahkan prosedur ini pun bisa sangat berisiko bagi mereka.

Melansir dari UT Southwestern Medical Center, cangkok rahim bisa menimbulkan risiko fisik dan emosional. Karena transplantasi organ membutuhkan persiapan fisik dan mental yang besar.

Risiko Fisik

Jenis transplantasi organ apapun mengharuskan pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat guna mencegah tubuh menyerang organ baru.

Semua prosedur transplantasi organ termasuk cangkok rahim juga membawa risiko langsung seperti kehilangan darah, infeksi, penolakan organ, berpotensi reaksi negatif terhadap obat-obatan anti-penolakan.

Bahkan jika transplantasi rahim berjalan lancar, konsumsi obat anti-penolakan dalam jangka panjang bisa mengancam jiwa.

Sehingga pasien harus menjalani histerektomi di beberapa titik. Selain itu, kehamilan setelah cangkok rahim juga menimbulkan sejumlah masalah pada bayinya.

Millendaru Ngaku Sudah Cangkok Rahim, Waduh Padahal Risikonya Bahaya Lho! - 2
Ilustrasi organ kewanitaan. (Shutterstock)

Risiko emosional

Transplantasi rahim membuat wanita berpotensi mengalami masalah kesehatan emosional dan mental yang signifikan. Tetapi, risiko emosional ini cenderung lebih dialami oleh wanita yang cangkok rahim.

Karena, wanita yang menginginkan prosedur ini biasanya pernah melalui perawatan infertilitas dan mungkin pernah keguguran.

Sehingga lebih mungkin mereka mengalami traumatis setelah proses transplantasi rahim. Karena itu, pasien juga harus mempersiapkan mentalnya.

Berita Terkait

Berita Terkini