Pria

Bahasa Tubuh saat Stres Bisa Picu Penularan Virus Corona Covid-19

Berdasarkan sisi psikolog, bahasa tubuh seseorang saat stres justru bisa meningkatkan risiko tertular virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi stres akibat virus corona. (unsplash)
Ilustrasi stres akibat virus corona. (unsplash)

Himedik.com - Penularan virus corona Covid-19 yang cepat membuat orang di seluruh dunia merasa takut dan tertekan. Pada akhirnya, kondisi ini mungkin membuat orang stres yang justru bisa meningkatkan risiko infeksi.

Karena, stres bisa memicu seseorang lebih sering menyentuh wajah tanpa disadari. Hal ini berkaitan dengan perilaku nonverbal kita ketika stres yang perlu diperhatikan.

Sebuah penelitian dilansir oleh Psychology Today, pernah mengatakan bahwa isyarat penipuan nonverbal atau bahasa tubuh kita berhubungan dengan stres. Misalnya, stres karena berbohong berkaitan dengan gerakan orang menyentuh hidung atau wajahnya.

Padahal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan profesional kesehatan lainnya menyatakan bahwa virus corona Covid-19 bisa menyebar dengan menyentuh orang yang terinfeksi virus, lalu menyentuh area wajah, seperti mulut, hidung dan mata.

Sedangkan, stres yang meningkat saat berbohong bisa menyebabkan sensitivitas pada selaput lendir rongga hidung sehingga terasa gatal. Kondisi ini akan memicu respons tubuh otomatis menggaruk atau menggosok hidung.

Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Stres juga bisa menyebabkan mata kering, terutama reaksi otonom akibat rasa takut. Dalam kondisi ini, orang otomatis akan menggosok matanya menggunakan tangan.

Padahal tindakan menggosok hidung dan mata itu bisa menyebabkan virus masuk ke dalam tubuh. Karena itu, stres justru meningkatkan risiko orang terinfeksi virus corona Covid-19.

Begitu pula bahasa tubuh seseorang ketika menyentuh bibirnya. Reaksi umum terhadap stres adalah menyentuh diri sendiri untuk menenangkan, seperti menyentuh dagu, menggosok gigi atau memasukkan jari ke mulut.

Lalu, apa yang harus dilakukan? Kita perlu menyadari bahwa perilaku nonverbal sebagai respons stres bisa meningkatkan risiko terinfeksi virus. Jadi, pastikan kita bisa mengontrol stres dan respons tubuh agar tidak menyentuh area wajah dalam kondisi apapun.

Berita Terkait

Berita Terkini