Pria

Kasus Langka, Seorang Pria Terinfeksi Hepatitis E yang Berasal dari Tikus!

Sebelumnya, tidak pernah terjadi kasus penularan virus hepatitis E dari tikus ke manusia.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Tikus. (pixabay)
Tikus. (pixabay)

Himedik.com - Siddharth Sridhar, seorang ahli mikrobiologi dan salah satu peneliti dari Universitas Hong Kong, menemukan bahwa virus hepatitis E tikus dapat melompat ke manusia. Ini diketahui ketika ia menangani penyakit yang tidak biasa pada pria berusia 56 tahun pada 2018 lalu.

"Tiba-tiba kami mendapati virus yang dapat melompat dari tikus jalanan ke manusia," katanya, dikutip dari CNN Internasional.

Menurut mereka, ini adalah infeksi yang tidak biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya sehingga tim bertanya-tanya apakah ini insiden yang terjadi satu kali, seperti pasien berada di tempat dan waktu yang salah.

Namun, nyatanya ini terjadi berulang kali setelah itu. Sejak studi pertama ini, 10 lebih penduduk Hong Kong diketahui positif mengidap hepatitis E tikus yang dikenal sebagai tikus HEV.

Ilustrasi tikus bambu China. (Photo by Brett Jordan on Unsplash)
Ilustrasi tikus bambu China. (Photo by Brett Jordan on Unsplash)

Kasus terbaru terjadi seminggu yang lalu, seorang pria berusia 61 tahun dengan fungsi hati abnormal dites positif tikus HEV pada 30 April.

"Kemungkinan ada ratusan orang yang tidak terdiagnosis yang terinfeksi di luar sana," kata Sridhar.

Umumnya strain virus hepatitis E pada manusia ditularkan melalui kontaminasi feses dari sesuatu yang dikonsumsi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tetapi strain tikus masih menimbulkan banyak misteri, tidak ada yang tahu persis bagaimana orang-orang ini terinfeksi. Dalam dua tahun sejak penemuan, para peneliti belum mengidentifikasi rute yang tepat dari penularan dari tikus ke manusia.

Mata kuning, salah satu gejala Hepatitis B.
Mata kuning, salah satu gejala Hepatitis  (Shutterstock)

Mereka memiliki teori, mungkin pasien minum air yang terkontaminasi seperti strain manusia biasa, atau berkontak dengan benda yang terkontaminasi. Meski begitu, tidak ada yang terbukti secara definitif.

Kasus pada pasien 61 tahun ini pun membingungkan. Sebab, tidak ada tikus atau kotoran tikus di rumahnya, tidak ada orang lain di rumahnya yang menunjukkan gejala, dan dia tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini.

"Berdasarkan informasi epidemiologis yang tersedia, sumber dan rute infeksi tidak dapat ditentukan," kata Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) Hong Kong dalam sebuah pernyataan pada 30 April lalu. Pria itu masih di rumah sakit, dan penyelidikan CHP sedang berlangsung.

Berita Terkait

Berita Terkini