Pria

Usai Suntik Vaksin Covid-19, Pria Ini Tetap Tertular Virus Corona 2 Kali

Ia mengaku positif terinfeksi virus corona Covid-19 setelah 3 minggu suntik vaksin Covid-19 dosis kedua.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Program vaksinasi telah berlangsung di beberapa negara, yang menjadi harapan baru untuk menghentikan pandemi virus corona Covid-19.

Tapi, vaksin Covid-19 yang telah teruji dan terbukti efektif melawan virus corona Covid-19 tetap menimbulkan efek samping dan tidak serta merta langsung melindungi seseorang dari virus corona sebesar 100 persen.

Hal ini pun dialami oleh seorang pria di California yang mengaku positif terinfeksi virus corona Covid-19 setelah 3 minggu suntik vaksin Covid-19 dosis kedua.

CBS Los Angeles melaporkan bahwa Gary Michael, yang tinggal di Hutan Danau Orange County, menyadari dirinya terinfeksi virus setelah tes kesehatan yang tak terkait dengan Covid-19.

Gejala virus corona Covid-19 yang dialaminya pun sangat ringan. Berdasarkan laporan, ia menjalani suntik pertama vaksin Covid-19 pada 28 Desember 2020 dan suntikan kedua pada 18 Januari 2021.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

Dr Anthony Fauci, ilmuwan penyakit menular terkemuka di California, mengatakan bukti terbaru menunjukkan bahwa dua vaksin Covid-19 yang digunakan di Amerika Serikat, yakni vaksin Pfizer dan Moderna efektif melawan varian baru virus corona.

Dr Anthony mengatakan bahwa dirinya tidak terkejut mendengar Gary Michael tetap bisa positif terinfeksi virus corona Covid-19, meskipun sudah suntik vaksin Covid-19.

"Saya telah mendengar 6 atau 7 kasus serupa selama 3 minggu terakhir dari orang yang telah vaksin dalam jangka waktu berbeda. Saya pikir kita akan terus melihat kasus serupa," Dr Tirso del Junco Jr, kepala petugas medis KPC Health dikutip dari Fox News.

Fauci memperkirakan bahwa antara 70 hingga 85 persen orang di Amerika Serikat perlu diinokulasi untuk menghentikan pandemi virus corona yang telah menewaskan hampir 470 ribu orang.

Berita Terkait

Berita Terkini