Pria

Aprilia Manganang Dinyatakan Laki-Laki karena Hipospadia, Ini Penjelasannya

Aprilia Manganang resmi dinyatakan laki-laki karena mengalami hipospadia, yang membuatnya sempat dikira perempuan.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Aprilia Manganang (Instagram/@manganang92)
Aprilia Manganang (Instagram/@manganang92)

Himedik.com - Aprilia Manganang resmi dinyatakan berjenis kelamin laki-laki, setelah menjalani pemeriksaan medis di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Berdasarkan ilmu kesehatan urologi, Kepala Staf Angkatan Darat/KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan Aprilia Manganang memiliki jenis kelamin laki-laki, karena tak ada satu pun organ perempuan dalam dirinya.

"Dari hasil pemeriksaan itu, ternyata bahwa dilihat dari urologi ternyata bahwa Sersan Manganang lebih memiliki organ-organ jenis kelamin laki dan bahkan tidak ada organ internal jenis kelamin wanita," jelas Andika melalui konferensi pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa (9/3/2021).

Mantan atlet voli putri itu dinyatakan perempuan semasa hidupnya, karena paramedis yang membantu kelahirannya Pada 27 April 1992 di Tahuna, Sulawesi Utara menganggap dirinya perempuan.

Sebab, Aprilia memiliki hipospadia yang merupakan kelainan tidak serius atau membahayakan. Kini, ia pun menjalani tindakan korektif atau corrective surgery terhadap kelainan hipospadia yang dialaminya sejak lahir.

Aprillia Manganang resmi dinyatakan pria (Instagram/@manganang92)
Aprilia Manganang resmi dinyatakan pria (Instagram/@manganang92)

Hipospadia yang dialami Aprilia Manganang sejak lahir adalah suatu kelainan di mana letak lubang kencing pada bayi laki-laki tidak normal. Kondisi ini termasuk kelainan bawaan sejak lahir.

Normalnya dilansir dati Hellosehat, uretra bayi laki-laki terletak di ujung penis. Tapi, bayi hipospadia memiliki uretra yang terletak di bagian bawah penis.

Jika tak ditangani, kondisi ini akan membuatnya kesulitan buang air kecil dan berhubungan seks. Selain itu, mereka juga bisa menghadapi masalah kesuburan atau infertilitas ketika dewasa.

Gejala hipospadia

Gejala hipospadia bisa berbeda-beda pada setiap orang. Tapi, gejala utama hipospadia adalah letak uretra yang tidak berada di ujung penis dan biasanya terletak di dekat kepala penis.

Pada beberapa kasus lain, uretra juga bisa terletak di tengah dan bawah penis hingga di kantong buah zakar. Selain gejala fisik yang bisa diamati, penderita hipospadia juga mengalami gejala lainnya:

  1. Bagian kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis
  2. Beberapa laki-laki akan memiliki penis melengkung saat ereksi
  3. Aliran kencing tidak normal, sehingga harus duduk saat berkemih

 

Potret macho Serda Aprilia Manganang. (Instagram/@manganang92)
Potret macho Serda Aprilia Manganang. (Instagram/@manganang92)

Penyebab hipospadia

Perawatan bayi dengan hipospadia mungkin tidak terlalu sulit bagi orangtua. Tapi, kondisi ini bisa membuat bayi kesulitan buang air kecil karena letak uretranya yang berbeda dengan bayi laki-laki normal lainnya.

Bahkan mereka bisa kesulitan memiliki keturunan bila tak ditangani dengan baik. Sebab, sperma akan sulit mencapai atau masuk ke vagina ketika berhubungan seks.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penyebab bayi laki-laki mengalami hipospadia masih belum dipahami jelas. Tapi, para ahli menduga bahwa kondisi ini terjadi akibat kombinasi gen dan faktor lingkungan.

Boston's Children Hospital juga menjelaskan kelainan pada penis bayi hipospadia ini disebabkan oleh kerusakan hormon. Saat penis berkembang di kandungan, hormon tertentu memainkan peran penting untuk membentuk uretra dan kulup.

Kerusakan pada hormon itulah yang mengganggu pembentukan penis secara sempurna, sehingga menyebabkan hipospadia pada bayi laki-laki.

Berita Terkait

Berita Terkini