Pria

Benarkah Vaksin Covid-19 Bisa Rusak Kualitas Sperma? ini Temuan Ahli!

Ahli jawab soal dugaan vaksin Covid-19 bisa merusak kualitas sperma.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Banyak sekali mitos seputar vaksin Covid-19, salah satunya bisa mempengaruhi kesuburan pria maupun wanita. Para ahli pun berusaha membantah bahwa vaksin Pfizer dan Moderna tidak berdampak pada kesuburan pria.

Para ahli pun mengharapkan lebih banyak pria yang suntik vaksin Covid-19. Meskipun, uji klinis dari dua vaksin mRNA tersebut, Pfizer dan Moderna tidak melihat efeknya pada kesuburan.

Tapi, para ahli berpendapat bahwa keraguan seseorang utnuk suntik vaksin Covid-19 karena sesuatu hal yang belum terbukti hanya akan memperpanjang situasi pandemi virus corona Covid-19.

"Ragu untuk suntik vaksin Covid-19 adalah penghalang untuk mengakhiri pandemi virus corona. Kami percaya beberapa keraguan itu disebabkan oleh opini publik tentang vaksin bisa berdampak negatif pada kesuburan," kata Dr. Ranjith Ramasamy, direktur Urologi Reproduksi Program di Sekolah Kedokteran Miller Universitas Miami dikutip dari Health Day.

Dr Ranjith pun menegaskan bahwa ia dan timnya menjadi orang pertama yang telah membuktikan sendiri kalau vaksin Covid-19 tidak mempengaruhi kesuburan pria dan penyebab disfungsi ereksi.

Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)

Penelitian ini melibatkan 45 pria sehat usia 18 hingga 35 tahun, yang tidak memiliki masalah kesuburan. Para peserta diminta memberikan sampel air mani sebelum suntik vaksin Pfizer dan Moderna dosis pertama dan sampel air mani lagi sekitar 70 hari setelah suntikan dosis kedua.

"70 hari adalah waktu yang cukup untuk melihat vaksin Covid-19 bisa mempengaruhi parameter air mani atau tidak," kata penulis pertama studi Daniel Gonzalez, seorang mahasiswa kedokteran di Miller School.

Daniel Gonzales mengatakan pengukuran volume air mani, konsentrasi sperma dan sperma yang bergerak tidak menemukan adanya penurunan dari tingkat awal.

Ramasamy mengatakan temuan yang dipublikasikan di Journal of American Medical Association ini sangat membantu membantah anggapan vaksin Covid-19 memengaruhi kesuburan pria dan mengurangi keraguan orang-orang untuk suntik vaksin.

Namun, penelitian ini hanya memeriksa vaksin Pfizer dan Moderna mengenai efeknya pada kesuburan pria, tidak menggunakan vaksin Johnson & Johnson maupun lainnya.

Berita Terkait

Berita Terkini