Pria

Ahli Urologi Temukan Hubungan antara Pikiran dengan Disfungsi Ereksi

Ahli urologi menemukan pikiran seseorang juga bisa memicu disfungsi ereksi.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi masalah disfungsi ereksi - (Shutetrstock)
Ilustrasi masalah disfungsi ereksi - (Shutetrstock)

Himedik.com - Ahli urologi, Dr. Rena Malik melalui unggahan Youtube, berharap semua orang bisa memiliki kehidupan seksual yang aman dan sehat.

Dalam sebuah video, ia membahas masalah seksual mengenai disfungsi ereksi yang cukup mempengaruhi kehidupan seksual seseorang.

Meskipun, ada sejumlah masalah fisiologis yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Malik menambahkan bahwa faktor psikologis juga bisa memicu masalah kesehatan seksual tersebut.

Malik pun mengkategorikan disfungsi ereksi menjadi 3 jenis berbeda, yakni disfungsi ereksi refleksif yang disebabkan oleh rangsangan fisik, nokturnal yang terjadi saat tidur dan psikogenik yang dipicu oleh kondisi mental atau keinginan.

Menurut Malik, pola pikir sama pentingnya dengan komponen hormonal dan neurologis dalam hal mencapai dan mempertahankan ereksi.

Ilustrasi disfungsi ereksi (shutterstock)
Ilustrasi disfungsi ereksi (shutterstock)

"Disfungsi ereksi piskogenik adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks karena faktor psikologis," kata Malik dikutip dari Mens Health.

Kondisi ini bisa mencakup hal-hal mengenai harga diri, depresi, kecemasan, dan masalah hubungan. Faktanya, gangguan kesehatan mental dan disfungsi ereksi sangat sering dikaitkan.

Malik mengutip penelitian yang menemukan bahwa orang yang mengalami disfungsi ereksi secara tidak proporsional lebih mungkin untuk menghadapi gejala depresi dan stres emosional.

Tetapi, persoalan depresi bisa menyebabkan disfungsi ereksi atau tidak, Malik mengatakan itu bisa terjadi dari dua arah.

Orang yang depresi mungkin memiliki dorongan seks rendah dan kesulitan untuk berhubungan dengan pasangannya.

Di sisi lain, orang dengan disfungsi ereksi juga mungkin akhirnya merasa tertekan karena depresi karena pengaruhnya terhadap kehidupan seks mereka.

Jika disfungsi ereksi menjadi isu baru yang tiba-tiba, itu juga merupakan petunjuk bahwa penyebabnya mungkin psikologis.

"Sedangkan orang yang memiliki penyebab medis disfungsi ereksi, biasanya terjadi lebih bertahap," jelasnya.

Salah satu pengobatan umum untuk disfungsi ereksi psikogenik adalah terapi perilaku kognitif (CBT), yang berfokus pada pemahaman, pengelolaan, dan pembingkaian kembali harapan individu tentang hubungan seksual.

Pilihan lainnya adalah terapi seks dengan latihan sensate focus, yang fokus pada kenikmatan sentuhan di luar ekspektasi seks.

Terakhir bila disfungsi ereksi disebabkan oleh gangguan mental atau mood, Malik mengatakan erawatan psikiatri untuk kondisi ini mungkin diperlukan.

Berita Terkait

Berita Terkini