Wanita

Wanita yang Punya 5 Anak Atau Lebih Berisiko Terkena Alzheimer

Punya 5 anak, seorang wanita berisiko idap alzheimer.

Rendy Adrikni Sadikin | Yuliana Sere

Ilustrasi alzheimer/unsplash
Ilustrasi alzheimer/unsplash

Himedik.com - Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif di otak akibat penumpukan protein abnormal yang menyebabkan sel-sel saraf mati. Penyakit ini bisa mengganggu fungsi dari otak misalnya kemampuan berpikir atau mengingat sesuatu.

Penyakit ini bersifat lambat namun bertahap. Rata-rata setelah didiagnosis, seseorang bisa bertahan hidup 5 hingga 7 tahun, namun tak jarang yang bisa bertahan selama 10 hingga 15 tahun.

Dilansir Alzheimer Association, beberapa gejala awal dari penyakit ini adalah:

1. Hilangnya ingatan jangka pendek
2. Disorientasi
3. Perubahan perilaku
4. Perubahan suasana hati
5. Kesulitan mengurus masalah keuangan atau menelpon

Gejala jangka panjang, meliputi:

1. Kehilangan ingatan yang parah bahkan lupa tentang anggota keluarga dekat atau tempat yang sering dikunjungi
2. Cemas dan frustasi yang mengarah ke perilaku progresif
3. Kehilangan kemampuan berjalan
4. Memiliki masalah makan

Ilustrasi/unsplash
Ilustrasi/unsplash

Dilansir Dailymail, wanita yang memiliki 5 anak atau lebih punya risiko terkena Alzheimer sebesar 70 persen daripada mereka yang punya anak lebih sedikit. Peneliti percaya ini disebabkan oleh lonjakan kadar hormon estrogen menjelang akhir kehamilan.

Selain itu, wanita yang mengalami keguguran atau aborsi juga kemungkinan berisiko terhadap penyakit ini. Tim Korea Selatan mengklaim bahwa estrogen dapat menawarkan efek perlindungan dalam beberapa minggu pertama kehamilan berupa rangsangan pada otak.

Sebanyak 3.549 wanita di Korea Selatan dan Yunani diteliti sejak usia 71 tahun. Sebanyak 118 wanita mengidap penyakit ini dan 896 wanita mengalami kerusakan kognitif ringan.

Pada tes kemampuan ingatan dan berpikir, wanita yang memiliki 5 anak atau lebih memiliki skor lebih rendah daripada mereka yang memiliki anak yang lebih sedikit.

Dr Ki Woong Kim dari Seoul National University di Seoul, penulis studi tersebut, mengatakan tingkat estrogen meningkat dua kali lipat pada kehamilan minggu ke-8 sebelum naik hingga 40 kali dari tingkat normal.

Penelitian yang telah dipublikasikan di Neurology ini juga mencatat jika hormon estrogen dihasilkan dalam jumlah banyak maka bisa berbahaya.

Berita Terkait

Berita Terkini