Wanita

5 Masalah Kesehatan Wanita yang Bikin Seks Terasa Sakit

Duh, kamu pernah ngalamin nggak?

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Ilustrasi masalah seks - (Shutterstock)
Ilustrasi masalah seks - (Shutterstock)

Himedik.com - Hubungan seks seharusnya menjadi intim dan menyenangkan. Namun, apa jadinya jika hal itu membuatmu merasa sakit? Itu membuat kamu dan pasangan tidak menikmati momen ini.

Beberapa masalah kesehatan yang paling umum mungkin menjadi penyebab kamu merasakan ini. Melansir dari livestrong, berikut 5 masalah kesehatan yang paling umum yang mungkin membuat seks terasa menyakitkan.

1. ISK

"ISK menyebabkan rasa sakit dan sensitivitas di daerah kandung kemih dan uretra. Karena kandung kemih dan uretra terletak tepat di atas Mrs V, sangat umum untuk memiliki sensitivitas dan bahkan rasa sakit selama hubungan seksual ketika kamu memiliki ISK," kata Dr. Jennifer Landa, dokter kandungan dan kepala petugas medis di BodyLogicMD di Maitland, Florida.

2. Infeksi jamur

Saat menderita infeksi jamur, vulva menjadi sangat sensitif karena iritasi dan kemerahan. Selain itu juga disertai dengan rasa gatal. "Ini mirip dengan bibir kering dan pecah-pecah dengan rasa terbakar ketika terkena cairan atau tekanan," kata Landa.

3. Vestibulitis

Vulvar vestibulitis syndrome (juga dikenal sebagai VVS) adalah peradangan pada pembukaan Mrs V dan jaringan yang mengelilinginya.

Sindrom ini ditunjukkan dengan kemerahan kadang-kadang dengan bintik-bintik merah kecil dan menyebabkan buang air kecil, pemasangan tampon dan menurut jurnal Sexual and Marital Therapy seks yang menyakitkan.

4. Sindrom Ovarium Polikistik

"Dalam sindrom ini, wanita sering kali memiliki banyak kista pada indung telur mereka karena tidak mengalami ovulasi dengan benar dan kista tersebut mungkin tidak sembuh selama berbulan-bulan," kata Landa.

Kista ovarium dapat menyebabkan nyeri panggul yang dapat menyebabkan hubungan seks yang menyakitkan.

5. Endometriosis

"Seks sering kali menyakitkan biasanya saat penetrasi dalam dan sering di lokasi tertentu dan dalam posisi tertentu," kata Karen Brodman, seorang ginekolog di New York.

"Jadi kadang-kadang diperlukan pembedahan untuk mengangkat indung telur jika dalam kasus yang parah," tambahnya.

Berita Terkait

Berita Terkini