Wanita

Wanita Ini ungkap Teh Detoks Bikin Ususnya Tak Berfungsi

Padahal teh ini pernah diiklankan oleh artis ternama, Kim Kardashian dan Cardi B. lho.

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Minum teh. (unsplash)
Minum teh. (unsplash)

Himedik.com - Seorang wanita mengungkapkan, teh detoks yang ia konsumsi memengaruhi gangguan makannya saat pertama kali mengonsumsi minuman penurun berat badan itu.

Iman Hariri-kia (23), seorang associate editor di Elite Daily di New York City menjelaskan pengalamannya dengan teh detoks saat meminumnya ketika masih di sekolah menengah.

Melansir dari dailymail, dia mengaku berat badan mulai bertambah saat berusia 13 tahun. "Saya pertama kali tahu teh detoks berkat seorang teman dekat selama tahun pertama saya di sekolah menengah," ujarnya.

Teh diiklankan untuk membakar lemak, menghilangkan ngidam, dan mengatur ulang sistem pencernaan.

Namun, Iman mengklaim semua manfaat yang didapat dari minuman itu justru sebagai pencahar.

"Itu tidak menekan nafsu makan saya, mengekang keinginan saya, mengecilkan perut saya, atau salah satu dari sejuta janji kosong lainnya yang pernah saya lihat," tandasnya.

Kantong teh celup. (pixabay/humusak)
Ilustrasi teh detoksifikasi. (pixabay/humusak)

"Lebih khusus lagi, itu membuat saya diare yang paling menyakitkan, paling kejam yang pernah saya alami," lanjut Iman.

Sementara itu, bicara soal detoksifikasi, sebenarnya tubuh sudah memiliki proses detoksifikasi sendiri, yakni ginjal dan hati.

Teh detoks juga sering mengandung senna, bahan yang ditemukan dalam obat pencahar.

Obat ini disarankan oleh para profesional kesehatan termasuk NHS untuk hanya dikonsumsi selama seminggu untuk menghindari efek samping.

"Produk-produk penurunan berat badan ini tidak membuat Anda lebih kurus," tulisnya di sebuah postingan Instagram yang dibagikan pada November lalu.

"Itu hanya membuatmu diare. Ketika berat badan saya turun, masalahnya bertambah," tulis Iman. "Berat badan saya turun dengan cepat dan beberapa orang di dekat saya menjadi khawatir."

Teh chamomile. (pixabay/congerdesign)
Ilustrasi teh detoksifikasi. (pixabay/congerdesign)

Setelah didiagnosis, ia mengalami penyakit Celiac di mana sistem kekebalan tubuh tidak dapat lagi mencerna gluten dan gastroparesis, yang berarti ususnya mencerna makanan dengan kecepatan yang lebih lambat.

Kondisinya ini bahkan membuatnya lebih rentan terhadap penyakit jantung dan kerusakan hati.

Setelah mendapatkan perawatan, ia mengatakan, "Saya mendidik kembali tubuh ini tentang apa artinya menjadi sehat," tutupnya.

Berita Terkait

Berita Terkini