Wanita

'Duh, Rasanya Seperti Mau Lepas,' Pengalaman Seorang Wanita Tak Pakai Bra

Gimana ya respons orang-orang sekitarnya?

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Ilustrasi tak pakai bra ke kantor. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)
Ilustrasi tak pakai bra ke kantor. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)

Himedik.com - Guncangan dan getaran yang terasa di payudaranya membuat ia kadang memperlambat laju motor saat tengah melewati polisi tidur.

Rasa ngilu membuatnya sedikit merintih kesakitan saat melewati jalanan bergelombang. Ya, hari Sabtu (2/3/2019) bisa dikatakan menjadi hari bersejarah untuk wanita berusia 22 tahun itu.

Putri (bukan nama sebenarnya) memutuskan untuk melakukan hal yang tampak ekstrem bagi hampir semua wanita. Tidak memakai bra ke kantor, itulah yang dilakukannya.

Sungguh hari itu bisa dikatakan sebagai salah satu pengalaman unik dalam hidupnya.

Kisah itulah yang ia bagikan kepada tim HiMedik. Ia mengisahkan bahwa dirinya iseng, penasaran dan nekat untuk melakukan hal ini.

"Bermula dari rasa penasaran, saya akhirnya memutuskan untuk enggak memakai bra ke tempat kerja. Penasaran seperti apa rasanya," katanya.

Memakai bra. (Shutterstock)
Memakai bra. (Shutterstock)

Tidak berhenti di situ, wanita berambut sebahu ini juga mengatakan ia deg-degan dengan penampilannya saat itu.

"Ada rasa deg-degan sih saat pikir baju apa yang akan saya pakai. Tapi setelah milih baju yang pas, saya kok agak merasa aneh. Saya malu kalau puting saya menonjol," ungkapnya sambil tertawa.

Hari itu berjalan dengan lancar, meskipun wanita dengan tinggi 156 tersebut tidak cukup yakin bahwa putingnya tidak akan terlihat menonjol.

"Saat di kantor, teman-teman saya khususnya yang cewek juga enggak beri respons apa-apa. Saya berpikir ya mungkin emang kelihatannya seperti pakai bra atau memang payudara saya yang enggak besar-besar amat," tambahnya.

Tidak hanya itu, Putri juga mengungkapkan bahwa dirinya terkadang memerhatikan putingnya, alih-alih putingnya terlihat menonjol.

Bra olahraga. (PIxabay/Hans)
Bra olahraga. (PIxabay/Hans)

"Di kantor kan ber-AC, jadi kalau terkena udara dingin pasti puting mengeras dan terlihat menonjol. Nah, saya saat itu sering banget perhatikan puting saya dari luar, agak malu juga kalau ada yang menonjol gitu", paparnya.

Menurut wanita yang sehari-hari tak memakai bra saat di rumah ini, ada beberapa perasaan yang ia rasakan ketika tidak memakai bra.

"Pastinya payudara lebih bebas ya, lebih banyak bergerak apalagi kalau lewat jalan yang banyak polisi tidurnya. Tapi kadang ada rasa sakitnya juga apalagi kalau ada polisi tidur yang berdampingan gitu, dan laju motor dalam keadaan kencang, duh itu rasanya seperti mau terlepas," jelasnya sambil tersenyum.

Keuntungan lain tidak memakai bra juga lebih lanjut disampaikan Putri.

"Dada juga tidak sesak, napas lebih plong, lebih adem, dan kalau milih baju juga harus lebih selektif sih, harus bisa pilih yang warnanya gelap dan agak tebal, biar bentuk payudara enggak terlalu tampak dan puting juga enggak kelihatan", imbuhnya.

Bra. (Pixabay/Foundry)
Bra berkawat. (Pixabay/Foundry)

Tidak berhenti di situ. Wanita dengan tampaknya lebih menikmati jika dirinya tak menggunakan bra.

"Kadang kalau pakai bra rasa gerah, jadinya lembap di area payudara. Nah, ini yang bikin saya kurang nyaman. Jadi ya, bra pakai sekali langsung diganti, padahal kan sering tuh kita pakai bra lebih dari sehari," ujarnya.

Saat tim HiMedik menanyakan apakah ada keinginan untuk melakukan hal seperti ini lagi, Putri pun menyampaikan penjelasannya.

"Saya pada dasarnya berani, mau-mau saja kalau ke kantor enggak pake bra, tapi ya itu, lebih baik kalau ada aksesoris tambahan seperti kalung atau apalah jadi biar enggak langsung kelihatan."

"Padahal kenyataannya orang-orang juga enggak terlalu perhatikan area dada kita, apalagi dengan payudara yang enggak besar-besar amat."

Selain itu Putri juga menjelaskan, "Terus kalau mau pakai baju ya dilihat dulu jangan asal pakai. Jangan pakai kaus putih atau bahan yang lengket di badan. Pakai jaket atau outer juga kalau mau, biar agak tertutup."

Hindari memakai bahan yang menempel pada kulit jika tak ingin menggunakan bra. (Pixabay/NjoyHarmony)
Hindari memakai bahan yang menempel pada kulit jika tak ingin menggunakan bra. (Pixabay/NjoyHarmony)

Ia menerangkan bahwa sebenarnya tidak menggunakan bra itu sesuatu yang patut dibiasakan.

"Ini bukan hal yang tabu. Mungkin ini masih terdengar aneh di telinga beberapa wanita dan pasti ada yang berpikiran negatif. Jangan pedulikan apa yang mereka katakan. Selama kamu merasa nyaman, just do it. Bagi kamu yang merasa sesak di dada, gerah dan bahkan tak nyaman, mungkin kamu perlu mencoba cara ini."

"Selain bisa bikin payudara terasa lebih bebas, kamu juga tidak 'terpenjara' dengan ikatan bra," tandasnya.

Lalu bagaimana kata dokter tentang kebiasaan tak memakai bra ini?

Tim HiMedik berhasil menghubungi breast feeding counsellor, dr. Ameetha Drupadi, CIMI untuk menanyakan hal terkait.

dr. Ameetha Drupadi. (Instagram/ameethadrupadi)
dr. Ameetha Drupadi. (Instagram/ameethadrupadi)

Menurut dokter umum lulusan Universitas Tarumanegara ini, tidak masalah jika seseorang memilih untuk tidak menggunakan bra.

"Sebenarnya kalau tidak menggunakan bra juga tidak masalah. Bra itu dulu diciptakan di negara-negara yang bersuhu relatif rendah, bukan yang beriklim tropis," katanya.

"Di negara tropis kalau tidak menggunakan bra sebenarnya tidak apa-apa, namun dari dulu dari sejak lahir bahkan orang tua kita turun-temurun sudah terbiasa menggunakan bra untuk menopang payudara maupun agar tidak merasa dingin," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan agar tetap memerhatikan penggunaan bra, meskipun bra sebenarnya tidak memengaruhi payudara agar terlihat lebih bagus.

"Penggunaan bra untuk membuat payudara lebih bagus sebenarnya enggak juga. Itu tergantung olahraga atau tergantung otot masing-masing orang."

"Jadi tidak selalu karena bra. Namun dengan penggunaan bra yang tepat, yang tidak terlalu kecil, tidak terlalu besar dan tepat untuk menopang payudara ibu mungkin bisa lebih meningkatkan penampilan," terangnya.

Sementara itu, ketika ditanya soal efek bra berkawat, dokter Ameetha pun menjelaskan untung ruginya menggunakan bra jenis ini.

"Bra berkawat sebenarnya diciptakan lebih ke estetik, lebih untuk menopang sehingga terlihat penuh agar orang terlihat lebih percaya diri dalam menggunakan bra."

dr. Ameetha Drupadi. (Instagram/ameethadrupadi)
dr. Ameetha Drupadi. (Instagram/ameethadrupadi)

"Namun kekurangan bra berkawat ya, aliran darahnya. Ada beberapa saraf atau aliran darah yang tertahan jadi sebaiknya dalam sehari jangan terlalu full menggunakan bra berkawat apalagi kalau si ibu sedang dalam masa menyusui," jelasnya.

Ia menambahkan, "Masa menyusui itu ada saluran ASI yang sedang aktif mengisi jadi kalau misal menggunakan kawat bisa terhambat. Jadi sebaiknya kalau menyusui menggunakan bra yang tepat yang tidak menggunakan kawat."

Sementara itu, penggunaan bra berkawat pun sering dikaitkan dengan kanker payudara. Dokter MPASI sekaligus konselor pijat bayi ini pun mengemukakan pendapatnya.

Menurutnya, bra berkawat tidak satu-satunya faktor pemicu kanker payudara. "Sebenarnya memicu atau tidaknya itu tergantung karena kalau kanker payudara itu ada banyak faktor, tidak selalu dari penggunaan bra," lanjutnya.

"Namun, bra berkawat itu salah satunya kalau penggunaannya tidak tepat atau terlalu kecil ukurannya yang kemudian bisa menghambat saluran darah yang membuat aliran darah tidak lancar."

Dokter Ameetha juga menjelaskan soal penggunaan bra yang baik dan benar. "Soal ukuran harus sesuai, tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil. Penggunaan bra berkawat boleh saja dipakai, tetapi jangan terus-terusan," ungkapnya. 

Menurutnya, bra berkawat tidak masalah dipakai sesekali di acara resmi elama ukuran branya sesuai dengan ukuran payudara. Selain itu, bra juga harus sering diganti, jangan dipakai berhari-hari.

"Biasanya kalau pakai bra berarti bagian payudara akan menjadi lembap, kalau branya kotor maka lebih mudah terkena jamur atau infeksi," tutupnya.

Berita Terkait

Berita Terkini