Wanita

Studi Sebut Bahan Kimia pada Kutek Buat Karyawan Salon Rentan Kena Kanker

Studi ini menjadi yang pertama dalam menemukan efek hubungan bahan kimia dengan kesehatan pekerja salon kuku.

Vika Widiastuti

Ilustrasi kuku cantik. (pixabay)
Ilustrasi kuku cantik. (pixabay)

Himedik.com - Studi baru menemukan bahwa pekerja salon kuku, terutama yang terpapar langsung dengan kutek dan nail polish rentan terhadap kanker.  Hal tersebut karena bahan kimia yang digunakan merupakan bahan karsinogenik.

Berdasarkan laporan Forbes terhadap jurnal Environmental Pollution, studi ini menjadi yang pertama dalam menemukan efek hubungan bahan kimia dengan kesehatan pekerja salon kuku.

Para peneliti di University of Colorado meneliti kadar bahan kimia yang dikenal sebagai senyawa organik volatil (VOC), yang biasanya ditemukan dalam produk cat kuku. Bahan kimia itu masuk dalam formaldehida, bahan pengawet spesimen organik yang umum dikenal sebagai karsinogen.

Penulis utama penelitian, Lupita Montoya yang juga seorang Research Associate di University of Colorado, Boulder’s Department of Civil, Environmental and Architectural Engineering, mencatat, studi ini memberikan beberapa bukti bahwa lingkungan salon kuku berbahaya bagi pekerja, sehingga perlu kebijakan yang berpihak untuk melindungi pekerja.

Ilustrasi cat kuku (Pixabay/angeljana_)
Ilustrasi cat kuku (Pixabay/angeljana_)

Menurut Montoya, karena lebih dari 90% salon kuku adalah bisnis kecil, maka jarang sekali pemilik salon yang menegakkan praktik kesehatan dan keselamatan bagi staf mereka. Pemilik salon juga banyak yang menolak pekerjanya terlibat dalam penelitian ini.

Pada 2017, Montoya dan timnya mampu meyakinkan enam salon di Colorado untuk berpartisipasi dalam penelitian, dengan syarat tidak mencantumkan identitas.

Dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa udara di dalam salon mengandung formaldehida dan senyawa beracun lain seperti Benzena. Benzena sering sebelumnya dikaitkan dengan kanker darah, adalah salah satu bahan kimia yang berpotensi memicu bahaya.

Ilustrasi cat kuku. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi cat kuku. (Sumber: Shutterstock)

Para ilmuwan kemudian menjelaskan dampak peningkatan paparan benzena dan formaldehida selama 20 tahun pada risiko pekerja dan bagaimana berkembangnnya terhadap jenis kanker tertentu.

Risiko kanker ditentukan berdasarkan ambang batas yang ditetapkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Berdasarkan proyeksi mereka, risiko terkena kanker paru-paru, kanker kepala dan serviks, dan limfoma Hodgkin di semua pekerja meningkat hingga 100 kali setelah 20 tahun terpapar bahan kimia tersebut.

Para ilmuwan memperingatkan, paparan yang terlalu lama memiliki efek yang mirip dengan bekerja di kilang minyak atau garasi yang berisiko terkena kanker lambung, kerongkongan, dan paru-paru karena paparan asbes.

Namun, para peneliti telah mencatat bahwa ini tidak menimbulkan bahaya bagi pelanggan.

"Itu tergantung pada berapa banyak waktu yang dihabiskan seseorang berada di lingkungan yang terpapar bahan-bahan kimia tersebut. Berbeda dengan pekerja, pelanggan hanya beberapa waktu saja berada di lingkungan berbahan kimia berbahaya, sedang pekerja berjam-jam dalam sehari. Tidak mengkhawatirkan bagi pelanggan kecuali mereka memiliki alergi tertentu,” jelas Motonya seperti dilansir Suara.com dari Nextshark, Rabu (15/5/2019). (Suara.com/Vessy Dwirika Frizona)

Berita Terkait

Berita Terkini