Himedik.com - Setelah janinnya didiagnosis menderita kelainan fatal oleh dokter, seorang wanita memutuskan untuk mengaborsi bayinya. Namun, siapa sangka itu adalah keputusan yang disesalinya.
Sang dokter mengungkapkan, calon buah hati wanita ini diduga mengalami trisomi 18 atau yang biasa disebut dengan sindrom Edwards ketika melakukan tes skrining pada Maret lalu.
Baca Juga
Suka Marah-Marah Tanda Hipertensi, Mitos Atau Fakta?
Catat! Ini Makanan untuk Turunkan Risiko Kematian Pasien Kanker Payudara
Alami Skizofrenia, Pria Ini Telan 116 Paku, Begini Kondisinya!
Bayi yang Lahir dengan Berat Badan Rendah Berisiko Alami Kondisi Ini
Derita Sindrom Langka, Remaja Ini Tak Bisa Makan Selama Berbulan-bulan
Padahal saat itu, hasil dari rangkaian tes yang dilakukan oleh sang ibu belum keluar.
Tetapi kabar dari sang dokter sudah cukup membuat wanita ini memutuskan untuk mengaborsi bayinya, menurut laporan Mirror.co.uk.
Melansir NHS UK, trisomi 18 atau sindrom Edward merupakan kondisi genetik langka serius yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan parah.
Bayi yang mengalami trisomi 18 ini sebagian besar pada akhirnya akan meninggal sebelum atau segera setelah dilahirkan.
Beberapa bayi dengan jenis sindrom Edwards yang kurang parah, seperti mosaik atau trisomi parsial 18, dapat bertahan hidup lebih dari setahun dan, sangat jarang bisa memasuki usia dewasa awal.
Tetapi mereka cenderung memiliki cacat fisik dan mental yang parah.
Setelah mengaborsi bayinya, betapa terkejutnya sang wanita dengan pasangan saat tahu hasil akhir dari serangkaian tes yang dijalaninya adalah negatif.
Masalah ini telah menjadi perhatian Menteri Kesehatan Inggris, Simon Harris, yang telah dipanggil untuk melakukan penyelidikan berdasarkan undang-undang.
Tinjauan eksternal juga telah dilakukan oleh Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, yang mengirim para ahli ke rumah sakit National Maternity di Dublin, Irlandia, tempat wanita ini didiagnosis.