Wanita

Waspada, Kebanyakan Konsumsi Makanan Manis Bisa Sebabkan Kanker Ginjal!

Makanan manis berlebihan dapat meningkatkan kadar gula dalam darah yang berkaitan dengan kerusakan ginjal.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilustrasi makanan manis (Pixabay/DrawsAndCooks)
Ilustrasi makanan manis (Pixabay/DrawsAndCooks)

Himedik.com - Seorang gadis kecil asal China didiagnosis kanker ginjal yang membuatnya meninggal setelah menjalani perawatan selama 30 hari di rumah sakit setempat.

Berdasarkan laporan orang tuanya, putrinya itu ternyata terbiasa mengonsumsi dessert yang dibuat sang ayah serta bubble tea setiap hari.

Dokter menduga kebiasaan ini lah yang menyebabkan gadis kecil tersebut terkena kanker ginjal.

Menurut sang dokter, yang dilansir World of Buzz, mengonsumsi makanan manis dalam jumlah berlebihan memang tidak baik untuk ginjal.

Hal ini didukung oleh laporan dari laman Kidney.org. Gula memang tidak secara langsung memengaruhi ginjal, tetapi akan menjadi masalah jika kadar gula dalam darah terlalu tinggi. Ini terjadi pada penyakit diabetes 1 dan tipe 2.

Setelah kadar gula darah lebih tinggi dari 180 mg / dl, ginjal mulai menumpahkan gula ke dalam urine. 

Semakin tinggi gula darah, semakin banyak gula yang keluar dalam urine. Jika ginjal normal, biasanya ini bukan masalah, tetapi jika Anda menderita diabetes, terlalu banyak gula dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Minuman bubble tea. (Shutterstock)
Minuman bubble tea. (Shutterstock)

S. Adam Ramin, MD, ahli urologi dan direktur medis Spesialis Kanker Urologi di Los Angeles, menjelaskan dalam laman health.usnews.com, diabetes meningkatkan kadar glukosa di luar keseimbangan normal dan dapat mengakibatkan sejumlah gejala dan risiko kesehatan. Termasuk kerusakan ginjal dan peningkatan risiko kanker ginjal.

Kanker ginjal, atau dalam hal ini karsinoma sel ginjal, adalah jenis yang dimulai pada lapisan tabung kecil yang terletak di dalam ginjal.

Sayangnya, sejumlah besar kasus kanker ginjal jenis ini tidak menimbulkan gejala yang jelas sampai kanker telah berkembang ke tahap selanjutnya.

Setelah itu terjadi, tanda-tanda dan gejala dapat termasuk darah dalam urine, massa di perut, nyeri samping yang tampaknya tidak hilang, nafsu makan berkurang, penurunan berat badan yang tidak disengaja hingga anemia.

Berita Terkait

Berita Terkini