Wanita

Belajar dari Goo Hara, Ini Penyebab Wanita Mudah Sakit Mental

Goo Hara hingga Sulli adalah idol Kpop yang memiliki riwayat depresi sebelum ditemukan meninggal dunia.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Goo Hara pernah depresi (Instagram/@koohara__)
Goo Hara pernah depresi (Instagram/@koohara__)

Himedik.com - Goo Hara, eks personel Kara sekaligus sahabat Sulli yang baru saja meninggal dunia diketahui memiliki riwayat depresi. Penyakit mental ini termasuk yang paling banyak diderita para idol Kpop.

Pada Juni 2019, Goo Hara diteukan pingsan di rumahnya dan mengatakan kesulitan mengatasi depresinya.

Sebelum Goo Hara, Sulli juga ditemukan meninggal karena bunuh diri sebulan yang lalu. Idol Kpop sahabat Goo Hara tersebut juga memiliki masalah kesehatan mental terkait depresi.

Tak hanya Goo Hara dan Sulli, masih banyak artis Korea perempuan yang meninggal dunia karena depresi. Tetapi, apakah ada kaitannya depresi dengan gender?

Melansir dai The American Institute of Stress, wanita memang diketahui lebih rentan mengalami stres dan depresi dibandingkan pria. Wanita juga 3 kali lebih cenderung menderita gangguan kecemasan atau percobaan bunuh diri.

Tetapi, masih belum jelas mengenai hal yang mendasari perbedaan gender dalam mengalami depresi. Beberapa penelitian mempercayai bahwa perempuan lebih sensitif sehingga lebih mungkin mengalami gejala tersebut.

Sementara itu, pengamatan lain berusaha melihat beberapa faktor yang membuat perempuan lebih rentan depresi, antara lain:

Sulli [Instagram]
Sulli [Instagram]

1. Perbedaan hormon

Wanita mengalami lebih banyak fluktuasi kadar hormon yang berhubungan dengan gejala depresi daripada pria. Selain gangguan dysphoric pramenstruasi, hingga 15 persen wanita mengalami depresi pascapersalinan.

Depresi juga sangat umum terjadi selama menopause, psikiatris mendiagnosisnya sebagai melancholia involusional. Wanita juga lebih cenderung menderita hipotiroidisme, yang sering dikaitkan dengan depresi.

2. Genetik

Berdasarkan studi kembar identik dan persaudaraan serta catatan sejarah keluarga, wanita memiliki kecenderungan genetik yang lebih kuat untuk depresi daripada pria.

3. Peran wanita

Perempuan yang sudah menikah dan bekerja akan merasa sulit mengemban tanggung jawab pekerjaan sekaligus mengurus keluarganya. Sebuah penelitian di Eropa yang mencakup 30 negara dengan populasi gabungan 514 juta orang.

Hasilnya, penelitian ini melaporkan bahwa depresi pada wanita paruh baya meningkat dua kali lipat dalam 40 tahun karena tekanan tersebut. Wanita usia antara 25 dan 40 tahun berisiko 3-4 kali mengalami depresi daripada pria.

4. Usia

Wanita hidup lebih lama daripada pria. Padahal usia lanjut yang ekstrem dikaitkan dengan kesepian, kesehatan fisik buruk dan faktor lain yang bisa memengaruhi depresi.

5. Gaya mengatasi masalah

Studi dilansir dari verywellmind.com, menunjukkan bahwa wanita cenderung menggunakan gaya koping yang lebih fokus pada emosi, ruminatif dan merenungkan masalah mereka dalam pikiran. Sementara pria cenderung menggunakan gaya koping yang lebih fokus dan mengganggu masalah untuk membantu mereka melupakan masalahnya.

Gaya koping ruminatif ini dapat menyebabkan episode depresi yang lebih lama dan lebih parah yang berkontribusi pada kerentanan wanita lebih besar terhadap depresi.

Berita Terkait

Berita Terkini