Wanita

Alat IUD Menembus Rahim, Wanita Ini Sakit Punggung hingga Amnesia

Saat diperiksa awalnya dokter tidak bisa menemukan alat kontrasepsi tersebut.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Wanita kesakitan (Shutterstock)
Wanita kesakitan (Shutterstock)

Himedik.com - Seorang wanita menderita sakit punggung parah dan mengalami amnesia sementara setelah alat kontrasepsi IUD menembus rahimnya hingga ke kandung kemihnya.

Trudy Truesdale mengatakan dia memiliki masalah dengan IUD, jenis kontrasepsi yang digunakannya sejak awal, dan ia juga menderita anemia setelah memasangnya.

Wanita 40 tahun asal Norwegia ini pertama kali memasang IUD pada Desember 2019, setelah kelahiran anak ketiganya.

Trudy kemudian mengaku mulai menderita sakit parah, pendarahan, anemia, sakit punggung kronis, dan hilang ingatan yang berlangsung sampai ia melepas IUD dua minggu lalu.

"Saya menjadi anemia karena saya kehilangan begitu banyak darah, saya kekurangan zat besi dan mulai kehilangan ingatan," tuturnya, dilansir dari The Sun.

Ilustrasi kontrasepsi IUD. (Shutterstock)
Ilustrasi kontrasepsi IUD. (Shutterstock)

Karena masalah ini, ia mulai menderita depresi dan harus menahan sakit punggung bagian bawah. Ia juga mengalami ISK sampai tidak bisa menggendong bayinya.

Ketika dokter memeriksanya, IUD yang seharusnya di dalam rahim tidak ditemukan. Hingga akhirnya Trudy harus menjalani operasi lubang kunci selama dua jam.

Saat itulah dokter menemukan alat kontrasepsi tersebut telah menembus rahim dan masuk ke kandung kemihnya.

"Itu telah menembus rahim saya dan bersarang di kandung kemih, yang mana sumber rasa sakit saya," ujar Trudy.

Sejak IUD dilepaskan, kondisi Trudy mulai membaik. Ingatannya perlahan kembali meski ia masih sedikit berdarah dan kesakitan.

Ia mengaku memilih alat kontrasepsi IUD karena dianggap paling bisa diandalkan. Trudy tidak dapat mengonsumsi pil KB atau kontrasepsi berbasis hormon karena alasan kesehatan.

Dari pengalamannya ini, Trudy pun memperingatkan wanita lain untuk melakukan penelitian dahulu sebelum memilih alat konrasepsi.

"Saya bahkan tidak bisa memikirkan tentang kontrasepsi sekarang karena sangat trauma. Ini alat yang cukup berbahaya dan saya ingin wanita melakukan penelitian dahulu," peringatnya.

Berita Terkait

Berita Terkini