Wanita

Waspadai Perdarahan setelah Hubungan Seks, Bisa Jadi Gejala Kanker Serviks

Ada beberapa kondisi yang menandakan kanker serviks, salah satunya perdarahan tak biasa setelah hubungan seks.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

berhubungan seks. (Pixabay/sasint)
berhubungan seks. (Pixabay/sasint)

Himedik.com - Kanker serviks terjadi ketika sel abnormal berkembang biak di serviks. Kanker jenis ini paling berisiko di antara wanita. Menurut Cancer Research UK, perdarahan vagina yang tidak biasa bisa merupakan gejala kanker serviks.

Perdarahan vagina yang tidak normal biasanya terjadi pada waktu-waktu selain ketika Anda sedang menstruasi, misalnya:

  • Antara periode
  • Selama atau setelah berhubungan seks (pasca senggama)
  • Setelah menopause

Adapun tanda-tanda lain dari kanker serviks meliputi:

  • Ketidaknyamanan atau rasa sakit saat berhubungan seks
  • Keputihan yang berbau tidak sedap
  • Nyeri di daerah antara tulang pinggul (panggul)

 

Ilustrasi serviks [Shutterstock].
Ilustrasi serviks [Shutterstock].

Penyebab kanker serviks

Badan amal Eve Appeal mengatakan bahwa hampir semua kanker serviks skuamosa disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) umum yang disebut human papillomavirus (HPV).

Badan kesehatan tersebut menekankan bahwa HPV sangat umum terjadi, yakni sekitar 80 persen orang akan menderita HPV pada tahap tertentu dalam hidupnya. Biasanya, sistem kekebalan akan mengatasi infeksi tanpa pengobatan.

HPV adalah sekelompok virus yang terdiri lebih dari 100 jenis virus berbeda yang menyebar melalui kontak seksual kulit ke kulit.

Artinya, seseorang bisa tertular HPV tanpa melalukan hubungan seks penetrasi. Jika tubuh tidak bisa membersihkan virus, terdapat risiko berkembangnya sel abnormal yang bisa menjadi kanker seiring waktu.

Orang yang berisiko terkena kanker serviks pasti memiliki leher rahim, seperti wanita, dan pria trans yang belum menjalani histerektomi total.

"Orang yang memiliki leher rahim dan biasa merokok sebanyak dua kali akan lebih berisiko terkena kanker serviks dibandingkan yang tidak merokok," kata The Eve Appeal dikutip dari Express.

Karena, merokok dianggap mengurangi keefektifan sistem kekebalan yang membantu tubuh berjuang melawan infeksi HPV.

Mereka yang menggunakan obat-obatan imunosupresi dalam jangka lama juga berisiko lebih tinggi tertahan virus HPV.

NHS juga menjelaskan bahwa tes pap smear bukanlah tes untuk mendeteksi kanker serviks, melainkan tes untuk mencegah kanker.

Selama pemeriksaan fisik, sel-sel di serviks diperiksa untuk jenis HPV yang berisiko tinggi. Sampel kecil dari serviks juga bisa mendeteksi setiap sel abnormal.

Berita Terkait

Berita Terkini