Himedik.com - Kesehatan perempuan yang sering kali diabaikan adalah masalah disfungsi dasar panggul. Disfungsi dasar panggul menjadi jarang dibicarakan, padahal satu dari tiga perempuan yang melahirkan mengalami masalah dasar panggul seperti inkontinensia atau prolaps.
"Ada banyak perempuan merasa malu dengan masalah kesehatan yang sangat umum ini," kata Dr. Alice Beban dari Sekolah Rakyat, Lingkungan dan Perencanaan di Massey University.
Baca Juga
Lebih Baik untuk Kesehatan, Ketahui Keunggulan Susu Sapi A2 Dibanding A1
Pasien Rheumatoid Harus Suntik Vaksin Covid-19 Lebih Awal, Ini Kata Ahli!
Studi: Kematian Covid-19 Mayoritas dari Negara dengan Angka Obesitas Tinggi
Studi: Konsumsi Makanan Tinggi Lemak Bisa Memicu Masalah Kesehatan Jantung
Dokter: Sunat Laser Tingkatkan Risiko Cedera hingga Kepala Penis Terpotong
Temuan Baru, Vaksin Covid-19 juga Bisa Lawan Kanker dan Alzheimer
Melansir dari Medical Xpress, penelitian Dr. Beban menemukan bahwa perempuan tidak diberi informasi yang mereka butuhkan untuk nifas. Jadi jika mengembangkan masalah kesehatan tertentu, mereka sering tidak membicarakannya dengan siapa pun, bahkan kepada dokter.
Disfungsi dasar panggul sendiri sering terjadi usai persalinan vaginal. Menurut laman resmi Universitas Gadjah Mada, disfungsi dasar panggul ini merupakan masalah perempuan yang berakibat pada penurunan kualitas hidup perempuan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu alat bantu yang dapat memprediksi terjadinya disfungsi dasar panggul pasca persalinan vaginal.
"Lebih dari 46 persen perempuan dengan riwayat persalinan vaginal mengalami disfungsi dasar panggul dan akan menurunkan kualitas hidup perempuan," ujar dr. Nuning Pangastuti, Sp.OG(K) saat menempuh ujian Program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, di ruang Diklat Lt 4 RSUP Sardjito, beberapa waktu lalu.
Dilansir dari Medical Xpress, dampak disfungsi dasar panggul pada kehidupan perempuan sangat signifikan. Banyak yang tidak bisa meninggalkan rumah sama sekali hingga mengakibatkan isolasi sosial.
Banyak juga yang tidak dapat bekerja atau hanya dapat bekerja beberapa jam karena kesakitan. Hal ini yang juga memunculkan masalah pada hubungan dan kesehatan mental.
"Akan sangat bagus jika para perempuan memiliki lebih banyak pilihan pengobatan bedah dan non-bedah," ujar dokter Beban.