Wanita

Perempuan dengan PCOS Mungkin Lebih Rentan Terkena Covid-19

Penelitian baru menunjukkan bahwa perempuan dengan PCOS mungkin lebih berisiko terinfeksi Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi pasien Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa perempuan dengan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) kemungkinan lebih rentan terinfeksi Covid-19. Studi tersebut telah diterbitkan pada European Journal of Endocrinology.

Melansir dari Healthshots, penelitian tersebut menunjukkan bahwa perempuan dengan PCOS cenderung memiliki peningkatan risiko terinfeksi Covid-19.

Studi ini menganalisis hubungan antara PCOS dan Covid-19 dengan membandingkan data dari 21.292 perempuan pasien PCOS dan 78.310 perempuan tanpa PCOS.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perempuan dengan PCOS memiliki risiko 51 persen lebih tinggi tertular Covid-19 dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki PCOS.

Perlu diketahui, bahwa PCOS sendiri merupakan gangguan hormonal, metabolik, dan psikologis yang memengaruhi banyak perempuan di seluruh dunia.

Setidaknya satu dari lima perempuan di dunia dinyatakan terkena PCOS. Kondisi ini paling umum disebabkan oleh gaya hidup yang kurang gerak.

Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)
Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)

"Mengingat tingginya prevalensi PCOS, temuan ini perlu dipertimbangkan saat merancang kebijakan dan saran kesehatan masyarakat seiring dengan berkembangnya pemahaman kita tentang Covid-19," kata penulis pertama, Anuradhaa Subramanian.

Penulis senior bersama Dr Krish Nirantharakumar dari Institut Penelitian Kesehatan Terapan Universitas Birmingham mengatakan bahwa strategi pencegahan Covid-19 untuk perempuan dengan PCOS juga harus mempertimbangkan dengan cermat kebutuhan untuk melindungi kesehatan mental.

"Risiko masalah kesehatan mental termasuk harga diri yang rendah, kecemasan, dan depresi secara signifikan lebih tinggi pada perempuan dengan PCOS, jadi nasihat tentang protokol kesehatan juga perlu diimbangi dengan mempertimbangkan risiko terkait masalah mental ini," imbuhnya.

Berita Terkait

Berita Terkini