Wanita

Alami Pendarahan Berat saat Menstruasi, Steroid Mungkin Bisa Bantu

Penelitian menyebutkan bahwa steroid mungkin berpotensi bisa cegah masalah pendarhaan berat saat menstruasi.

Fita Nofiana

menstruasi tidak teratur (AdobeStock)
menstruasi tidak teratur (AdobeStock)

Himedik.com - Steroid anti-inflamasi yang dijual umum seperti deksametason mungkin bisa merawat masalah pendarahan berat menstruasi. Hal ini dinyatakan dalam studi yang terbit pada jurnal EBioMedicine.

Melansir dari Medical Xpress, penelitian ini membuka jalan bagi deksametason untuk digunakan sebagai terapi yang aman dan efektif untuk perdarahan menstruasi berat.

Ini adalah pertama kalinya steroid anti-inflamasi diujicobakan untuk mengobati pendarahan berat menstruasi. 

Perawatan yang paling umum digunakan untuk mengurangi perdarahan menstruasi adalah alat pelepas hormon yang dimasukkan ke dalam rongga rahim. Namun, hampir seperlima pengguna baru tidak puas dengan efek sampingnya, yakni pendarahan yang tidak terduga. Hal ini juga tidak cocok untuk perempuan yang mencoba untuk hamil.

Uji coba yang dilakukan oleh tim dari University of Edinburgh ini melibatkan 107 perempuan berusia antara 21 dhingga 54 tahun yang pernah mengalami perdarahan menstruasi berat selama rentang waktu mulai dari enam bulan hingga 37 tahun.

Kram Menstruasi (Envato)
Kram Menstruasi (Envato)


Studi tersebut menemukan bahwa perempuan yang diberi dosis 0,9 mg deksametason dua kali sehari selama lima hari menunjukkan penurunan rata-rata volume darah menstruasi sebesar 19 persen.

Para peneliti mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan deksametason bisa menjadi pilihan pengobatan masa depan bagi perempuan yang mengalami pendarahan menstruasi berat dan membahayakan kualitas hidup atau kesehatan mereka.

Penelitian ini juga dapat digunakan oleh perempuan yang mengalami efek samping perawatan hormonal tetapi tidak menginginkan perawatan bedah, dan mereka yang ingin mencoba kehamilan.

"Menstruasi dan perdarahan menstruasi yang berat masih merupakan topik yang tabu dan dampak yang melemahkan dari yang terakhir ini kurang dilaporkan oleh pasien. Temuan kami membuka jalan untuk studi lebih lanjut tentang deksametason sebagai kemungkinan terapi yang aman dan efektif," kata Hilary Critchley, profesor kedokteran reproduksi di Pusat Kesehatan Reproduksi MRC Universitas.

"Uji coba ini berkembang dari penelitian laboratorium yang inovatif dan kolaborasi multi-disiplin selama bertahun-tahun antara dokter dan ahli metodologi, dikombinasikan dengan keahlian spesialis dalam pendekatan baru yang efisien dan etis untuk desain percobaan," kata Dr. Pamela Warner, pembaca dalam statistik medis di Universitas Usher Institute.

Berita Terkait

Berita Terkini