Anak

Benarkah Sulit dan Kurang Tidur Tanda Anak Jenius?

Banyak anak menggambarkannya sebagai 'tidak mampu mematikan otak'.

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

ilustrasi anak tidur - (Pixabay/Pexels)
ilustrasi anak tidur - (Pixabay/Pexels)

Himedik.com - Durasi tidur dan kejeniusan disebut-sebut memiliki keterkaitan. Banyak yang percaya anak jenius biasanya membutuhkan jam tidur yang lebih singkat daripada teman-teman sebayanya.

Sebuah kasus menyebutkan, seorang bocah 12 tahun tidak banyak tidur seperti anak-anak pada umumnya dan mengalami insomnia saat SMP karena dia tidak bisa 'mematikan otaknya'. Apakah fenomena seperti itu biasa terjadi pada anak-anak jenius?

Dikutip dari Verywell Family, beberapa orang tua tidak menyadari anaknya jenius sejak masih bayi. Padahal tanda-tanda kejeniusan anak muncul di umur-umur tersebut.

Yang mereka tahu hanyalah, anaknya kurang tidur. Jam tidur mereka saat malam tidak panjang dan mereka hanya tidur sangat sebentar di siang hari.

Orang tua yang banyak pekerjaan atau sedang stres pasti frustrasi menghadapi hal ini. Padahal, kurang tidur mungkin wajar bagi sebagian anak, terutama yang jenius.

Anak jenius tampak lebih bisa beraktivitas dengan baik walaupun kurang tidur dibandingkan teman sebaya mereka, dan terkadang mereka mengalami kesulitan untuk tidur. Banyak anak menggambarkannya sebagai 'tidak mampu mematikan otak'.

ilustrasi anak - (Pixabay/alteredego)
ilustrasi anak - (Pixabay/alteredego)

Mereka tidak bisa berhenti berpikir. Pikiran yang menarik muncul di kepala mereka dan mereka terus mengejar garis-garis yang ada di pikirannya itu.

Bisa jadi pikiran itu terkait tugas sekolah atau hobi. Pertanyaan tentang persoalan ini mungkin muncul dan anak yang jenius akan memutar otak mereka untuk mencari solusi.

Mereka juga bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bertanya-tanya di kepalanya bagaimana sesuatu bisa terjadi dan merenungkan alasannya.

Maka dari itu, orang tua harus memperhatikan bagaimana anak jenius mereka beraktivitas di siang hari. Apakah mereka tampak lamban atau memiliki pikiran yang tajam sehari-hari?

Jika mereka tampak selalu siap melakukan apa pun meskipun kurang tidur daripada saudara atau teman sebayanya, waktu istirahat mereka mungkin sebenarnya sudah cukup. Sebaliknya, jika mereka terlihat lamban, cobalah untuk membantu mereka tidur lebih awal dan dengan durasi yang lebih lama.

Bantu anak-anak ini bersantai di malam hari dengan membatasi aktivitas. Jauhkan juga dari cahaya terang komputer dan perangkat lain yang mungkin membuat mereka lebih sulit untuk tertidur.

Kurangi makan (dan berolahraga) karena dapat membuat anak-anak dan orang dewasa tetap terjaga jika dilakukan terlalu malam.

Ajari anak-anak tentang pentingnya tidur. Beri tahu mereka bahwa tidur menyegarkan pikiran dan tubuh, bahkan mendorong proses penyembuhan dari suatu gangguan kesehatan.

Jika saran ini tidak membantu, bicarakan dengan dokter anak tentang cara terbaik untuk membuat anak tidur lebih lama.

Berita Terkait

Berita Terkini